Ads 468x60px

31 Oktober, 2012

Tips Menyusun BAB 1: Latar Belakang, Rumusan Masalah, dll

Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah baik itu berupa Laporan KTI dan Skripsi seringnya kali yang menjadi kendala awal adalah Penyusunan Latar Belakang pada Bab 1. Sering kali penulis maupun mahasiswa bingung untuk memulai dari mana dalam penyusunan latar belakang masalah.

Latar Belakang Masalah merupakan hal pokok utama dari pertanyaan kenapa anda tertarik untuk mengambil judul penelitian anda?, alasan anda mengambil judul?, alasan anda mengambil objek penelitian atau variabel penelitian?, alasan kenapa anda mengambil tempat penelitian?.

Berdasarkan dari beberapa pertanyaan tersebut maka saya dapat memberikan Tip's Penyusunan Latar Belakang Masalah antara lain (menurut saya lho ini..!: maaf kalau masih kurang memuaskan :D). Ok....langsung saja kita mulai Tip's mudah-mudah dapat membantu anda dalam memulai KTI dan Skripsi Anda:
  1. Tips pertama adalah bacalah bismillah sebelum memulai kata pertama anda...! (penting :D)
  2. Selanjutnya anda lihat kembali Judul yang telah anda buat dan di ACC oleh pembimbing, karena penyusunan latar belakang semua bersumber dari judul yang telah anda ajukan...!
  3. Pada sebagian besar Instutusi pendidikan dan panduan penulisan karya ilmiah yang umum digunakan hampir semuanya menampilkan Prolog atau pendahuluan pada paragraf pertama dari latar belakang masalahnya. Mulailah menyusun prolog yang menarik pembaca terutama pembimbing untuk melanjutkan membaca latar belakang anda pada paragraf selanjutnya. Prolog seharusnya mengandung kalimat-kalimat yang memperkenalkan masalah yang akan anda angkat dalam penelitian. Prolog sebagai pembuka latar belakang dimaksudkan untuk memperkenalkan masalah yang akan anda angkat. Buatlah kalimat yang menyatakan bahwa masalah anda memang layak untuk diteliti cantumkan sedikit fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai masalah yang akan anda teliti secara umum. Contoh kalimatnya antara lain: Di Indonesia masalah ........merupakan masalah nasional yang menjadi perhatian pemerintah untuk.......bla...bla.......(sesuaikan dengan masalah yang anda ambil, dst....:D). Triks: Anda tentu masih bingung dengan penjelasan di atas karena anda tetap pusing untuk mengetik kata pertamanya khan......:D. Berikut Trik's nya agar anda tidak membuang waktu dengan bengong di depan komputer memikirkan huruf pertama yang akan anda ketik....). Untuk mempercepat kerja anda mengetik prolog di awal paragraf latar belakang anda berikut trik kilatnya:......he...he...he.....: 1) Buka buku teori yang mengandung pokok bahasan yang akan anda angkat misalnya tentang ASI maka bukalah buku tentang ASI (he..he..he...) kemudian perhatikan prolog atau pra kata dari buku tersebut, biasanya ada kalimat-kalimat yang dapat anda kutip sebagai prolog anda atau bacalah pada bagian PENDAHULUAN dari Sub Pokok Bahasan yang ada di dalam buku, dan cari kalimat yang kira-kira mewakili masalah anda. 2) Trik kedua adalah cobalah browsing di internet tentang masalah yang akan anda angkat biasanya dalam bentuk artikel maupun berita yang berkaitan dengan masalah yang anda angkat. )Triks ketiga merupakan Trik pamungkas adalah coba anda cari Jurnal, KTI, atau Skrpsi yang mengangkat masalah yang sama dengan masalah yang akan anda angkat kemudian lihat kalimat-kalimat pada paragraf pertamanya kemudian langsung copy dan paste aja....gampang khan...... tapi ingat perhatikan dulu isi tulisan apabila mengandung informasi mengenai waktu, tempat dan angka.....sebaiknya anda sesuaikan dengan masalah anda...jangan asal copy paste ya...............
  4. Setelah Prolog anda jadi maka langkah selanjutnya adalah menyusun masalah pokok dari penelitian anda. Bagian ini merupakan bagian yang tersulit di latar belakang masalah....(tapi tenang......ada triknya juga.......he..he...). OK mari kita mulai Tipsnya terlebih dahulu........ pertama-tama mulailah anda cari data-data mengenai angka yang menyangkut pokok masalah pada judul anda. Data-data yang dimaksud disini adalah angka kejadian yang ada mulai dari angka kejadian yang tertinggi yaitu di Dunia, Indonesia..., Propinsi...., Kabupaten....., Kecamatan......, Kelurahan..... sampai dengan tempat anda melakukan penelitian...(ini yang saya maksud bagian tersulit). Untuk data dunia dapat anda cari melalui browsing diinternet di situs-situs dunia yang menyediakan data publikasi misalnya untuk bidang kesehatan yaitu situs WHO, UNICEF,... dan lain-lain. Untuk data Indonesia dapat dicari dari situs Depkes, BKKBN, BPS, dan lain..lain. Untuk data provinsi bisanya ada juga dari situs-situs yang berskala nasional atau situs-situs yang dibuat oleh instansi-instansi daerah/provinsi, begitu pula untuk data kabupaten dan kecamatan, sedangkan untuk data di lokasi penelitian dapat anda peroleh dengan melakukan pra survey awal di lokasi penelitian atau sumber informasi lain yang berada di lokasi penelitian anda. Masukkan keseluruhan data yang anda peroleh sehingga membentuk susunan data yang biasa disebut sebagai "PIRAMIDA TERBALIK".
  5. Jika data sudah lengkap selanjutnya anda dapat memasukkan data-data teori sesuai dengan pokok masalah anda yang menjelaskan tentang dampak, penyebab  dan data pendukung. masukkan teori-teori tentang dampak yang ditimbulkan dari masalah yang akan anda teliti serta penyebab dari masalah tersebut sehingga masalah tersebut layak untuk diangkat kedalam suatu penelitian. Masukkan teori tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah yang anda angkat, teori tentang dampak-dampak yang mungkin timbul serta teori penyebab masalah anda..
  6. Setelah itu anda dapat melanjutkan ke bagian paragraf yang membahas tentang penelitian-penelitian terkait yang mengangkat masalah yang sama dengan masalah yang anda angkat, jangan lupa untuk menyertakan hasil-hasil dari penelitian mereka.
  7. Selanjutnya masuk ke paragraf bagian alasan anda mengambil lokasi penelitian yang biasanya berisi data-data hasil survey pendahuluan anda yang meliputi data berdasarkan "alasan waktu" atau "alasan tempat". Alasan waktu disini adalah data mengenai peningkatan angka kejadian dari waktu ke waktu atau kejadian tiap tahunnya, sedangkan alasan tempat yaitu perbandingan data yang ada di lokasi penelitian anda dengan lokasi lain yang ada di sekitar lokasi penelitian anda, misalnya antar desa, antar puskesmas, antar BPS sesuai dengan lokasi yang anda jadikan lokasi penelitian.
  8. Setelah tersusun semua maka 90% latar belakang anda sudah hampir selesai tinggal anda berikan kalimat penguat alasan anda mengambil judul yang akan anda teliti. misalnya......."Berdasarkan fenomena data dan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul....................................." (gampang kan...? :D)
  9. Selanjutnya menyusun Rumusan Masalah dengan cara mengambil kesimpulan dari keseluruhan latar belakang ke dalam kalimat singkat yang menyebutkan judul penelitian anda dengan ditambahkan kalimat tanya seperti: "bagaimanakah....., apakah ........, Apa saja ...dan lain-lain sesuai dengan jenis penelitian anda. Pada rumusan masalah ini pada bagian awal dapat ditambahkan dengan identifikasi masalah yang berasal dari rangkuman data yang tercantum dalam piramida terbalik serta teori pendukung.
  10. Langkah selanjutnya saya rasa sudah tidak terlalu sulit karena dapat mengikut pandungan yang ada dalam buku Panduan penulisan ilmiah dari masing-masing instansi  tempat anda menentu ilmu seperti tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian
  11. Tra la..la Tri li..li.................................... akhirnya BAB I anda terselesaikan dengan baik dan anda siap untuk melangkah ke BAB selanjutnya yaitu  BAB II Landasan Teori....
  12. Tips terakhir adalah jangan lupa membaca hamdalah........
Demikianlah Tips dari saya berdasarkan pengalaman dari penyusunan karya tulis ilmiah semoga bermanfaat meskipun saya menyadari masih banyak kekurangan disana sini..........mudah-mudahan bisa membantu......untuk sukses tidaknya BAB I anda tergantung keberuntungan anda dalam proses konsultasi........ mudah-mudahan anda tidak dapat dosen pembimbing "KILLER".  he...he....

Tunggu tips dan trik kami selanjutnya.....

17 Oktober, 2012

Hubungan Umur Dan Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum Pada Ibu Bersalin


Kematian maternal adalah kematian wanit sewaktu hamil, melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, yang disebabkan oleh komplikasi – komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas. Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian maternal. Kematian maternal atau biasa disebut Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 100 atau 100.000 kelahiran hidup. 
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur dan paritas dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Jendral Ahmad Yani Metro tahun 2011.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross secpendekatan cross sectional (potong lintang), yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Besarnya sampel penelitian berjumlah 284 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Lokasi penelitian akan dilaksanakan di RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011. 
Hasil penelitian ini adalah distribusi frekuensi responden dengan perdarahan post partum sejumlah 169 orang responden (59,5%) dari 284 responden. Distribusi frekuensi responden dengan kategori usia beresiko sejumlah 54 orang responden (19,0%) dari 284 responden. Distribusi frekuensi responden dengan paritas tinggi sejumlah 40 orang responden (14,1%) dari 284 responden. Ada hubungan antara usia dengan perdarahan post partum di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro tahun 2011 (p-value 0,000). Ada hubungan antara paritas dengan perdarahan post partum di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro tahun 2011 (p¬-value 0,000). 
Saran diharapkan tenaga kesehatan bahwa Bidan sebagai bahan masukan dan informasi dalam penyusunan perencanaan pelayanan maternal terutama dalam penanganan kasus post partum hemorraghic

 Kata Kunci : Perdarahan  Post Partum 
Daftar Bacaan : 27 (2001 – 2011)  

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




Hubungan Riwayat Seksio Sesarea dan Paritas dengan Kejadian Retensio Plasenta


Angka Kematian Ibu di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan yang dapat mengancam jiwa karena perdarahan. Di Provinsi Lampung angka kejadian 50,69%, dan di Lampung Tengah  tahun 2010 terdapat 5% karena retensio plasenta. Menurut WHO dilaporkan 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8-1,2% untuk setiap kelahiran. Angka kejadian di RSU Demang Sepulau Raya tahun 2009 sebanyak 2,82%, dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebanyak 5,29%, dan lebih besar dibandingkan dengan angka kejadian di RSI Asy Syifaa tahun 2010 sebanyak 2,86% (13 kasus). Retensio plasenta dapat dipengaruhi oleh faktor paritas dan riwayat secsio cesarean.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat seksio sesarea dan paritas dengan kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin di RS Demang Sepulau Raya Lampung Tengah pada tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan case control. Populasi kasus pada penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta yang berjumlah 56 ibu dan populasi kontrol adalah semua ibu bersalin yang tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 1078 ibu. Sampel diambil dengan rumus Lemeshow sehinga diperoleh sampel minimal sebanyak 56 ibu dan sampel kontrol dengan perbandingan 1:1 berjumlah 56 ibu yang dipilih dengan tehnik systematic random sampling. Studi dokumentasi berupa checklist yang selanjutnya dianalisa secara univariat untuk mengetahuai persentase tiap variabel dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil penelitian dari 112 responden ternyata proporsi riwayat secsio cesarea sebesar 15,18% dan, proporsi paritas resiko tinggi sebesar 45,54%. Ada hubungan antara riwayat secsio cesarea dengan kejadian retensio plasenta dengan p value : 0,035, dan OR : 3,930. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian retensio plasenta di dengan p value : 0,000, dan OR : 15,667. Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara riwayat secsio cesarea  dan paritas dengan kejadian retensio plasenta di RSU Demang Sepulau Raya tahun 2011, sehingga perlu meningkatkan pelayanan kesehatan dan penyuluhan pada ibu bersalin khususnya dengan riwayat secsio cesarea dan paritas resiko tinggi berkaitan dengan resiko terjadinya retensio plasenta dengan melakukan pengawasan dan asuhan kebidanan yang tepat dan manajemen aktif kala III.

Kata Kunci : Retensio plasenta, riwayat seksio cesarea, paritas.
Daftar Bacaan : 23 (1998-2011)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




Hubungan Usia dan Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Abortus


Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. Salah satu penyebab tingginya AKI di dunia adalah abortus yang disertai komplikasi, yakni sebesar 11%. Di seluruh dunia kejadian abortus diperkirakan sebanyak 45 juta lebih, di Indonesia setiap tahunnya terjadi 500.000 – 750.000 abortus, di Lampung kejadian abortus tahun 2009 sebesar 11,58%, dan di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2009 terdapat 14,21% meningkat pada tahun 2010 menjadi 15,07%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka kejadian di RSI Assyisifa Kabupaten Lampung Tengah sebesar 11,05%. Adapun kejadian abortus berhubungan dengan faktor usia dan anemia pada ibu hamil. 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dan anemia pada ibu hamil dengan kejadian abortus di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2011.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang dirawat di RSUD Demang Sepulau Raya yang berjumlah 1134 orang. Sampel diambil dengan tingkat kesalahan 5% diperoleh 296 ibu hamil. Pengambilan dilakukan dengan tehnik Simple Random Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah lembar checklist yang dianalisa secara univariat dan bivariat dengan analisa Chi square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi kejadian abortus sebesar 31,08%, proporsi usia beresiko tinggi 25%, proporsi anemia 17,91%. Ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus (p-value = 0,014), dan ada hubungan antara anemia dengan kejadian abortus (p-value = 0,000)
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara usia ibu dan anemia dengan kejadian abortus di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2011, sehingga perlu upaya pencegahan kejadian abortus dengan memperhatikan dua faktor tersebut, serta diperlukan upaya sejak dini dengan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan pentingnya ANC teratur, dan asupan nutrisi yang adekuat bagi ibu hamil.


Kata Kunci : Usia, anemia, abortus 
Daftar Bacaan : 30 (1998-2011)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




Hubungan antara paritas dan Riwayat Abortus dengan Kejadian Abortus pada ibu hamil


Mortalitas dan mordiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan (Kemenkes RI, 2010: 30). World Health Organization (WHO) tahun 2009 menunjukkan bahwa sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Penyebab langsung kematian ibu di negara-negara berkembang meliputi perdarahan, infeksi, persalinan macet, abortus atau keguguran, dan kehamilan dengan gangguan hipertensi (Gunawan, 2000 ). 
Abortus merupakan salah satu penyebab kematian yang utama. Namun, angka abortus tersebut tersembunyi dibalik perdarahan dan infeksi karena abortus merupakan salah satu penyebab perdarahan yang dominan. Abortus sebesar 5% menempati urutan ke-5 sebagai penyebab langsung kematian ibu di Indonesia setelah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%) dan komplikasi peurpurium sebasar 8% (Depkes RI, 2008: 141). 

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan AKI menurun menjadi 102/100.000 KH (Kemenkes RI, 2010: 2). AKI di dunia 358.000 jiwa kelahiran hidup (WHO : 2010). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2005 yaitu 407 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2008 sebesar 240 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini termasuk tinggi dibandingkan dengan Negara-Negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia sebesar 62 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di Singapura 14 per 100.000 kelahiran hidup, dan Brunei Darussalam sebesar 13 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2010: 157).

Untuk kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan menurut WHO dilaporkan berkisar 15-20% kematian ibu. Untuk angka kejadian di Indonesia Insidensi perdarahan pasca persalinan dilaporkan berkisar 16%- 17%. Di propinsi Lampung pada tahun 2011, dari 152 kematian ibu penyebab tertinggi adalah perdarahan sebanyak 54 kasus (34,55%) (Dinkes Provinsi Lampung, 2011). Di Kabupaten Kota Metro pada tahun 2011 didapatkan kasus kematian ibu akibat perdarahan sebanyak 3 kasus (Dinkes Lampung, 2011).

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi, AKI  2010 di Indonesia = 240/100.000 KH, dimana abortus menjadi penyumbang AKI sebesar 5% dan merupakan interaksi dari berbagai faktor diantaranya paritas dan riwayat abortus. 
Angka kejadian abortus di Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Hati Kota Metro menunjukkan peningkatan angka abortus selama 2 tahun terakhir, tahun 2009 sebesar 12,4% dari 634 ibu hamil, tahun 2010 sebesar 12,8% dari 667 ibu hamil (Rekam Medik RSB Permata Hati Kota Metro, 2010).
Berdasarkan data di atas, maka dapat dirumuskan masalah:  “Apakah ada hubungan antara paritas dan riwayat abortus dengan kejadian abortus pada ibu hamil di RSB Permata Hati Kota Metro tahun 2011?”.

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Pre eklampsi-eklampsi dengan Kejadian Intra Uterin Fetal Death


IUFD adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih dan atau kematian janin pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Angka Kematian Perinatal (termasuk IUFD) sekitar 77% dari kematian neonatal, dimana kematian neonatal 58% dari total kematian bayi di Indonesia. Penyebab yang berkaitan dengan IUFD diantaranya faktor ibu beresiko tinggi yang berhubungan dengan kehamilan yaitu pre eklampsi-eklamsi. Pra survey di RSUD Jendral                  A. Yani Kota Metro, diperoleh data mengenai kejadian IUFD dari tahun 2009 sebanyak 20 kasus (2,18%) dari 891 persalinan, pada tahun 2010 meningkat menjadi 26 kasus (2,84%) dari 916 persalinan dan menjadi sebesar 34 kasus (3,46%) dari 984 persalinan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mengetahui pre eklampsi-eklampsi dengan kejadian IUFD pada ibu bersalin di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011. 
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi kasus kontrol (case control). Populasi kontrol adalah semua bayi dan janin baru lahir yang usia gestasi lebih dari 20 minggu yang berjumlah 936 orang, populasi kasus berjumlah 48 kasus, jumlah sampel kasus 36 kasus yang dipilih secara simple random sampling, dan sampel kontrol dengan perbandingan dan 1:2 atau 72 sampel kontrol kasus. Tehnik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa studi dokumentasi rekam medik, dengan alat ukur chek list. Analisis yang data yang digunakan analisis univariat untuk menghitung distribusi variabel dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kejadian IUFD pada responden terdapat 33,33%, proporsi pre eklampsi-eklampsi 66,7%. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pre eklampi-eklampsi dengan kejadian IUFD (p-value= 0,000, OR=13,615). Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pre eklampsi-eklampsi dengan kejadian IUFD, oleh karena itu, diperlukan penatalaksanaan perawatan ante natal pada ibu hamil dengan pre eklampsi¬-eklampsi sesuai dengan standar pelayanan dan pendidikan kesehatan mengenai perawatan ante natal.

Kunci : IUFD, Pre eklampsia-eklampsia.
Daftar Bacaan : 36 (1998-2010)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA





Hubungan Pre Eklampsia dan Sisa Plasenta dengan Perdarahan Post Partum pada ibu bersalin


Perdarahan bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu di dunia dan perdarahan merupakan penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Hasil survey di RSUD Demang Sepulau Raya, didapatkan peningkatan kejadian perdarahan post partum pada tahun 2010 berjumlah 5,53%, dan tahun 2011 meningkat menjadi 13,75%. Beberapa faktor penyebab dari perdarahan post partum diantaranya sisa plasenta serta pre eklampsia.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pre eklampsia dan sisa plasenta dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan case control. Populasi kasus semua ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2011 yang berjumlah 156 ibu dan populasi kontrol adalah semua ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum yang berjumlah 978 ibu bersalin. Sampel kasus adalah ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta yang ditentukan dengan rumus Lameshow yang berjumlah 65 ibu bersalin dan sampel kontrol dengan perbandingan 1:1 berjumlah 65 ibu bersalin yang diambil dengan tehnik systematic random sampling. Cara ukur dengan studi dokumentasi dan alat ukur lembar checklist yang dianalisis secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisis chi square.
Hasil penelitian bahwa proporsi kejadian perdarahan post partum berdasarkan kejadian pre eklampsia sebesar 16,62%, proporsi kejadian perdarahan post partum berdasarkan kejadian sisa plasenta sebesar 25,38%. Ada hubungan antara pre eklampsia dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2011 dengan p value: (0,047 < : 0,005), dan ada hubungan antara sisa plasenta dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2011, dengan p value : (0,000 < : 0,005) dengan tingkat kepercayaan 95%.
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara pre eklampsia dan sisa plasenta dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2011, sehingga perlu meningkatkan pengawasan dan penanganan dengan asuhan persalinan yang efektif  khususnya pada ibu yang mengalami pre eklampsia dan sisa plasenta agar tidak berlanjut menjadi perdarahan postpartum.

Kata Kunci : Perdarahan postpartum, pre eklampsia, sisa plasenta.
Daftar Bacaan : 22 (1998-2011)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Hubungan Induksi Oksitosin dan Umur Ibu dengan Kejadian Atonia Uteri pada Ibu Bersalin


Atonia uteri adalah penyebab terjadinya perdarahan postpartum yang merupakan penyebab terbesar kematian maternal di negara berkembang. Atonia uteri dapat menimbulkan perdarahan yang sangat cepat dan syok akibat hipovolemia. Kasus atonia uteri di RSD Demang Sepulau Raya Kabupaten Lampung Tengah tiga tahun mengalami peningkatan tahun 2009 terdapat sebesar 25 kasus (50%) dari 50 kasus perdarahan post partum, tahun 2010 sebanyak 30 kasus (56,6%) dari 53 perdarahan post partum, sedangkan tahun 2011 yaitu 40,5% (62 kasus) dari 153 perdarahan post partum. Faktor predisposisi dan penyebab atonia uteri diantaranya adalah usia ibu dan penggunaan oksitosin untuk menginduksi persalinan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara induksi oksitosin dan umur ibu terhadap kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di di RSD Demang Sepulau Raya Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian semua ibu yang bersalin di RSD Demang Sepulau Raya Lampung Tengah tahun 2011 yang berjumlah 1143 ibu bersalin. Sampel ditentukan menggunakan rumus dengan jumlah 296 ibu bersalin. Tehnik pengambilan sampel adalah sistematic random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa studi dokumentasi bersumber dari rekam medik dengan alat ukur cheklist. Analisis data dengan analisis univariat untuk mengetahui proporsi tiap variabel dan bivariat dengan uji chi square dan fisher's exact untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kejadian atonia uteri pada ibu bersalin sebesar 9,5% (28), ibu bersalin yang diberikan induksi oksitosin sebanyak 15,9% (47), umur beresiko (< 20 tahun atau 35 tahun) sebanyak 28,2% (83) dari 296 ibu bersalin. Ada hubungan antara induksi oksitosin dengan atonia uteri dengan p value= 0,000 dan ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian atonia uteri dengan p value= 0,001.
Kesimpulan penelitian diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara induksi oksitosin dan umur ibu dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2011. Upaya yang perlu dilakukan adalah pentingnya preventif seperti konseling reproduksi sehat pada remaja wanita dan ibu hamil khususnya dengan umur reproduksi beresiko, deteksi dini atonia uteri pada ibu bersalin dan dapat ditangani dengan menerapkan manajemen aktif kala III secara tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang menyebabkan kematian ibu.

Kata Kunci : Atonia uteri, induksi persalinan, umur ibu
Daftar Bacaan : 31 (1998-2011)

nda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




Hubungan Antara Usia Ibu, Paritas dan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Abortus Incompletus


Abortus merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada ibu hamil juga pada janin di dalam kandungan. Sekitar 10-15% kematian ibu diakibatkan oleh komplikasi dari abortus, diantaranya adalah perdarahan, infeksi dan syok. Di RSUD A. Yani Kota Metro kasus abortus incompletus terjadi peningkatan dari tahun 2009 sebanyak 51 kasus (5,72%) dan tahun 2010 sebanyak 59 kasus (6.44%). Terdapat beberapa faktor resiko penyebab keguguran atau abortus seperti usia, paritas, pekerjaan dan riwayat obstetri yang jelek dapat menimbulkan terjadinya gangguan kehamilan dan persalinan termasuk didalamnya abortus incompletes. 
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia ibu, paritas, pekerjaan dengan kejadian abortus incompletus di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah semua ibu yang mengalami abortus pada tahun 2011 di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro berjumlah 113 ibu abortus. Sampel diambil dengan menggunakan tehnik total sampling berjumlah 113 ibu abortus. Alat ukur berupa lembar check list yang dianalisa secara univariat untuk menganalisa proporsi tiap variabel dan bivariat dengan analisa chi square guna menganalisis hubungan antar variabel bebas usia varitas dan pekerjaan dengan variabel tetap abortus incompletus. 
Hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa proporsi usia ibu dengan abortus dengan usia yang beresiko sebesar 44,25%, proporsi paritas ibu dengan abortus dengan paritas beresiko tinggi sebesar 46,90%, proporsi pekerjaan dengan abortus yang bekerja sebesar 38,94%, hasil uji statistik hubungan antara usia ibu dengan kejadian abortus incompletus dengan p value: 0,048, hubungan antara paritas dengan kejadian abortus incompletus dengan p value: 0,037, dan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian abortus incompletus p value: 0,315). Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan antara usia ibu, dan paritas, dan tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian abortus incompletus di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011, sehingga perlu upaya deteksi dini terhadap abortus incompletus diutamakan pada ibu dengan usia dan paritas beresiko melalui kunjungan ANC dan penyuluhan akan tanda bahaya kehamilan serta pentingnya pemenuhan nutrisi yang adekuat, bergizi, dan istirahat yang cukup pada ibu hamil 

Kata Kunci : Usia, paritas, pekerjaan, abortus incompletus 
Daftar Bacaan : 26 (1998-2011)

nda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Pre Eklampsia Berat dengan Kejadian Secsio Cesarea pada Ibu Bersalin


Sectio Caesarea merupakan salah satu alternatif yang sering dilakukan di bidang kedokteran dalam proses persalinan, yang disebabkan oleh komplikasi pada ibu seperti preeklampsia berat karena dapat mengancam keselamatan ibu dan janin. AKI menurut SDKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Komplikasi yang dapat terjadi setelah operasi sectio caesarea adalah infeksi yang berakibat morbiditas pasca operasi oleh infeksi pada luka bekas insisi. Pra survey di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro kejadian secsio cesarean tahun  2009 terdapat 131 kasus dan tahun 2010 meningkat menjadi 181 kasus. Pre eklampsia berat pada ibu bersalin pada tahun 2009, berjumlah 65 (7,32%) meningkat tahun 2010 berjumlah 99 (11,27%), mengalami peningkatan sebesar 3,95%.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian Pre Eklampsia berat dengan tindakan Sectio Caesarea di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah semua ibu bersalin di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro pada tahun 2011 yang berjumlah 948 ibu bersalin. Sampel diambil dengan menggunakan rumus slovin yang berjumlah 281 orang dan diambil dengan tehnik systematic random sampling. Alat ukur berupa lembar checklist yang dianalisa secara univariat untuk mengukur proporsi tiap variabel dan bivariat dengan analisa chi square untuk menganalisi hubungan antar variabel.
Hasil penelitian ini adalah diketahui bahwa proporsi kejadian Preeklampsia berat pada ibu bersalin terdapat 44,84% (126 ibu bersalin) dengan pre eklampsia berat, proporsi kejadian secsio cesarea terdapat 68,33% (89 ibu bersalin). Ada hubungan yang bermakna antara kejadian pre eklampsia berat dengan kejadian secsio cesarea pada ibu bersalin di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro tahun 2011 (p value: 0,000) dan POR=21,273. Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan yang bermakna antara kejadian pre eklampsia berat dengan kejadian secsio cesarea di pada ibu bersalin di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro tahun 2011, disarankan bagi bidan untuk meningkatan upaya pencegahan terjadinya secsio cesarea terutama pada ibu dengan pre elampsia berat yang beresiko tinggi dengan melakukan penatalaksanaan penanganan preeklampsia berat agar tidak menjadi komplikasi seperti secsio cesarea.

Kata Kunci : Secsio Cesarea, Pre Eklampsia Berat, 
Daftar Bacaan : 22 (1998-2011)

nda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




Hubungan Usia dan Paritas ibu dengan Plasenta Previa di Ruang Bersalin


Perdarahan pada trimester ketiga pada umumnya merupakan perdarahan yang berat, yang dapat menyebabkan syok dan kematian ibu dan bayinya. Salah satu penyebabnya adalah placenta previa. Placenta Previa dapat menimbulkan penyulit pada ibu, dapat juga menimbulkan penyulit pada janin, yaitu asfiksia sampai pada kematian pada janin dalam rahim. Dampak dari plasenta previa bisa mengakibatkan terjadinya syok, anemia dan kematian. Angka kejadian plasenta previa di Ruang Bersalin RSUD A. Yani Kota Metro dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan tahun 2008 berjumlah 35 orang (4,42%), tahun 2009 berjumlah 39 orang (4,86 %), pada tahun 2010 sebanyak 38 orang (4,98%). Penyebab plasenta previa dapat disebabkan beberapa faktor antara lain umur, dan paritas, riwayat endometrium yang cacat.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di RSUD A. Yani  Kota Metro tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah semua seluruh ibu dengan kasus perdarahan di ruang bersalin RSUD A. Yani Kota Metro pada tahun 2011 berjumlah 242 Orang. Sampel diambil dengan menggunakan rumus slovin yang berjumlah 151 ibu dan diambil dengan tehnik simple random sampling. Alat ukur berupa lembar checklist yang dianalisa secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi responden dengan plasenta previa sebanyak 40 orang (26,49%), usia beresiko sebanyak 33 orang (21,85%), dan paritas beresiko sebanyak 12 orang (7,95%). Hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian plasenta previa (p-value = 0,024), hubungan antara usia ibu bersalin dengan kejadian plasenta previa (p-value = 0,034)
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2011, sehingga perlu dilakukan promosi kesehatan melalui penyuluhan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan kesehatan ibu hamil untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap plasenta previa khususnya jika ditemukan adanya ibu hamil dengan usia dan paritas beresiko selama kehamilan. 

Kata Kunci : Usia, paritas, plasenta previa 
Daftar Bacaan : 20 (1998-2011)

nda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



15 Oktober, 2012

Hubungan Anemia dan Paritas dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada ibu bersalin


Perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian ibu, hampir seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan post partum. AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000. Perdarahan pada kala III pada umumnya merupakan perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Hasil survey di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro, didapatkan terjadi peningkatan kejadian perdarahan post partum dari tahun 2010 berjumlah 163 (17,79%) meningkat tahun 2011 menjadi 170 (17,93%). Beberapa faktor predisposisi perdarahan post partum adalah anemia pada masa kehamilan dan paritas ibu. 
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dan paritas dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah semua ibu bersalin yang dirawat di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011 yang berjumlah 948 ibu bersalin. Sampel diambil dengan menggunakan rumus slovin yang berjumlah 282 ibu dan diambil dengan tehnik simple random sampling. Alat ukur checklist yang dianalisis secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi ibu bersalin dengan perdarahan postpartum sebanyak 30,50%, proporsi kejadian anemia pada ibu bersalin adalah sebanyak 23,05%, proporsi paritas resiko tinggi pada ibu bersalin sebanyak 19,15%. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian perdarahan postpartum  (p-value = 0,000) dan ada hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum (p-value = 0,000). Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan antara anemia dan paritas dengan perdarahan postpartum di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2011. Untuk para bidan agar melakukan upaya penanganan pertolongan persalinan dengan pelaksanaan manajemen aktif kala III dan deteksi dini terhadap perdarahan postpartum terutama pada ibu dengan anemia dan paritas beresiko saat pelaksanaan ANC dengan melakukan pemeriksaan secara lengkap dan penyuluhan KB.

Kata Kunci : Anemia, paritas, perdarahan postpartum 
Daftar Bacaan : 28 (1998-2011)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Penyebab Terjadinya Perdarahan Post Partum


Perdarahan postpartum   merupakan  penyebab utama  tingginya Angka Kematian Ibu di dunia. Perdarahan pada kala III pada umumnya merupakan perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Hasil survey di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro, didapatkan kejadian perdarahan post partum pada tahun 2010 berjumlah 163 (17,79%) dan data tahun 2011 berjumlah 170 (17,93). Penyebab utama perdarahan postpartum adalah atonia uteri, luka jalan lahir, retensio plasenta, gangguan pembekuan darah, dan sisa plasenta. 
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyebab terjadinya perdarahan post partum di Rumah Sakit Umum Jenderal Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah semua ibu bersalin yang dirawat di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011 yang berjumlah 984 ibu bersalin. Sampel diambil dengan menggunakan rumus slovin yang berjumlah 284 ibu dan diambil dengan tehnik random sampling. Alat ukur checklist yang di analisa secara univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa dari 284 ibu bersalin dengan kejadian perdarahan postpartum sebesar 23,59%, atonia uteri sebesar 16,20%, luka jalan lahir sebesar 20,77%, retensio plasenta sebesar 13,03%, sisa plasenta sebesar 11,27%. Hasil uji statistik chi square terdapat hubungan antara atonia uteri dengan perdarahan postpartum (p value: 0,012), luka jalan lahir dengan perdarahan postpartum (p value: 0,009), retensio plasenta dengan Perdarahan Postpartum (p value: 0,048), dan sisa plasenta dengan Perdarahan Postpartum RSU Jenderal Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011 dengan p-value = 0,009. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara atonia uteri, luka jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta dengan perdarahan postpartum di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2011. Perlu dilakukan upaya deteksi dini terhadap perdarahan postpartum diutamakan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan memantau keadaan umum ibu dan penyuluhan akan tanda bahaya kehamilan.

Kata Kunci : Perdarahan postpartum, atonia uteri, luka jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta
Daftar Bacaan : 28 (1998-2011)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




Fans Page