Ads 468x60px

16 Maret, 2013

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Kanker Serviks


Menurut data dari organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Secara global, kanker serviks berkontribusi sebesar 12 % dari seluruh kanker yang menyerang wanita. Hasil pra survey di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek terdapat peningkatan kejadian kanker serviks sebanyak 3,97% dari 1.156 pasien  gynecology, tahun 2009 menjadi 4,61%  dari 1.214 pasien gynecology pada tahun 2011. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan kanker serviks antara lain usia, usia menikah pertama kali, paritas, merokok, riwayat keluarga menderita kanker serviks, status ekonomi, kekebalan tubuh dan ras
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kanker serviks di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan case control. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang datang berobat ke poli gynecology periode Januari-November 2012 sejumlah 985 pasien. Penarikan sample kelompok kontrol secara systematic random sampling dengan perbandingan sampel kasus (43): kontrol (86). Analisis secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil analisis univariat diketahui distribusi frekuensi kejadian kanker serviks sebanyak 33,33%, usia berisiko di sebanyak 48,84%, paritas berisiko sebanyak 39,53%, umur pertama kali menikah sebanyak 44,19%. Hasil uji chi square usia dengan kejadian kanker serviks didapatkan p value 0,575, paritas dengan kejadian kanker serviks didapatkan p value 0,036 OR: 2,382 (CI: 1,125 - 5,043), umur pertama kali menikah dengan kejadian kanker serviks didapatkan        p value 0,000 dan OR 20,350 (CI: 7,508 - 55,161).
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara paritas dan umur pertama kali menikah dan tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian kanker serviks di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka pentingnya dilakukan pemeriksaan pap smear dan  IVA  secara rutin.

Kata Kunci : Kanker serviks, usia, paritas, dan usia pertama kali menikah
Daftar Bacaan : 16 (2005-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, dan Tradisi Dengan Pemilihan Pertolongan Persalinan Tenaga Non Kesehatan


Kematian ibu dan bayi  paling banyak terjadi saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Pesan pertama kunci MPS (Making Pregnancy Safer) yaitu setiap persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertolongan persalinan tenaga non kesehatan diantaranya adalah pengetahuan, pendidikan, dan tradisi yang ada di masyarakat. Di wilayah puskesmas Gaya Baru V masih terdapat pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan yang masih menggunaan cara – cara tradisional. Tahun 2010 sampai 2012 terdapat 4 kasus kematian ibu dan 27 kasus kematian neonatal yang sebagian besar ditolong oleh tenaga non kesehatan. 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pendidikan, dan tradisi dengan pemilihan pertolongan persalinan tenaga non kesehatan di wilayah Puskesmas Gaya Baru V Lampung Tengah tahun 2012.
Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian seluruh ibu bersalin sebanyak 519 responden dan sampel penelitian sebanyak 84 responden. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner dengan cara wawancara. Analisa data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji chi-square.
Hasil penelitian diketahui 26,2% persalinan ditolong tenaga non kesehatan, 41,7% ibu bersalin berpengetahuan kurang, 66,7% dengan tingkat pendidikan Dasar, 23,8% tradisi keluarga mendukung pemilihan pertolongan persalinan tenaga non kesehatan. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan pertilongan persalinan tenaga non kesehatan (p-value=0,001), ada hubungan anatara pendidikan ibu dengan pemilihan pertolongan persalinan tenaga non kesehatan (p-value=0,044), dan ada hubungan tradisi ibu dengan pemilihan pertolongan persalinan tenaga non kesehatan (p-value=0,013).
Kesimpulan penelitian terdapat hubungan antara pengetahuan, pendidikan, dan tradisi dengan pemilihan pertolongan persalinan tenaga non kesehatan di wilayah Puskesmas Gaya Baru V Lampung Tengah tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu diberikan penyuluhan tentang manfaat persalinan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dengan meningkatkan peran serta bidan serta membentuk kelas ibu, dengan demikian informasi tentang kehamilan dan persalinan dapat menambah pengetahuan ibu, sehingga ibu akan memeriksakan dan melakukan pertolongan persalinan ketenaga kesehatan.

Kata Kunci : Persalinan, Pengetahuan, Pendidikan, Tradisi.
Daftar Bacaan : 28 (2001 – 2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik dengan Peningkatan Berat Badan dan Ketidakteraturan Siklus Haid


Berdasarkan data BKKBN tahun 2010 peserta KB aktif sebesar 75,49%. dan kontrasepsi suntik paling banyak diminati sebesar 47,19%. Berdasarkan pra survey di Kampung Banjar Ratu terdapat akseptor suntik sebanyak 61,89% (1,006 orang) dari 1,359 akseptor KB aktif, dan dari 20 orang akseptor KB suntik diketahui bahwa 60% mengeluhkan adanya peningkatan berat badan dan 20% mengalami ketidakteraturan siklus haid. Penggunaan KB hormonal khususnya kontrasepsi suntik memiliki efek samping seperti peningkatan berat badan, gangguan siklus menstruasi.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan dan ketidakteraturan siklus haid pada akseptor KB di Kampung Banjar Ratu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh akseptor KB dengan jangka pemakaian 1-3 tahun yang berjumlah 327 akseptor KB, dan sampel diambil menggunakan tehnik cluster sampling, dengan tingkat kepercayaan 95%  diperoleh 180 responden. Pengambilan data dengan angket menggunakan kuisioner selanjutnya dianalisa secara univariat dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil pengolahan data bahwa proporsi akseptor suntik sebesar 61,11% (110 akseptor), terdapat 57,78% (104 akseptor) yang mengalami peningkatan berat badan, 46,11% (83 akseptor) yang mengalami ketidakteraturan siklus haid. Hasil uji statistik peningkatan berat badan dengan penggunaan kontrasepsi suntik dengan p value: 0,000 dan ketidakteraturan siklus haid dengan penggunaan kontrasepsi suntik dengan p value: 0,000.
Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan dan ketidakteraturan siklus haid pada akseptor KB di Kampung Banjar Ratu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu diberikan penyuluhan mengenai efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik, serta sosialisasikan mengenai penggunaan kontrasepsi jangka panjang (MKJP) Non Hormonal seperti IUD.

Kata Kunci : Kontrasepsi suntik, berat badan, siklus haid
Daftar Bacaan : 27 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Paritas Ibu dan Berat Badan Bayi dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal


Penyebab langsung kematian ibu salah satunya disebabkan oleh infeksi (10%) dan salah satu penyebab infeksi berawal dari penatalaksanaan ruptur perineum yang kurang baik. Beberapa faktor penyebab terjadinya ruptur perineum terdiri atas faktor ibu seperti: paritas dan faktor janin antara lain: berat badan bayi, kelainan presentasi, kelahiran bokong, ekstraksi vakum, dan ekstraksi forcep dan faktor penolong yaitu pimpinan persalinan yang salah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas ibu dan berat badan bayi dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di BPS Ina Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011.
Metode penelitian menggunakan metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua persalinan normal di BPS Ina Kecamatan Bumiratu Nuban pada tahun 2011 yang berjumlah 93 ibu bersalin, dan sampel diambil menggunakan tehnik total sampling. Cara ukur menggunakan checklist yang dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian proporsi kejadian ruptur perineum sebanyak 58,06%, paritas yang berisiko (Primipara dan  > 4 anak) terdapat 54,84%, berat badan bayi lahir dengan berat bayi lahir berisiko  atau > 3.500 gr terdapat 22,58%. Hasil uji chi square diperoleh ada hubungan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum dengan p value: 0,001 dan ada hubungan antara berat badan bayi dengan kejadian ruptur perineum dengan p value: 0,002.
Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan antara paritas ibu dan berat badan bayi lahir dengan kejadian ruptur perineum di BPS Ina Bumiratu Nuban Lampung Tengah Tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian maka perlu memberikan pelayanan sejak masa kehamilan berupa anjuran untuk mengikuti kelas ibu, senam hamil dan ANC teratur.

Kata Kunci : Rupture perineum, paritas, berat badan bayi lahir
Daftar Bacaan : 29 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi 0-6 Bulan


Pemberian MP-ASI 0-6 bulan dapat meyebabkan peningkatan  risiko untuk terjadinya diare sebesar 30 % dan 42% penyebab kematian balita di dunia. Puskesmas Simbarwaringin cakupan ASI Eksklusif terendah yakni 43,9% dan dari 243 bayi yang ada 62 % diantaranya sudah diberikan MP-ASI sebelum usia bayi 6 bulan.  Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemberian MP ASI adalah pekerjaan ibu, kurangnya dukungan suami, kurangnya dukungan dari petugas kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI  0-6 bulan di Puskesmas Simbarwaringin Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi  0-6 bulan yang berjumlah 243 orang, dan sampel berjumlah 152 ibu yang diambil dengan tehnik simple random sampling dengan cara mengundi secara acak. Alat pengumpulan data dipergunakan kuisioner yang dianalisa secara univariat dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil penelitian diperoleh dari 152 responden bahwa proporsi pemberian MP-ASI 0-6 bulan sebesar 51,97%, ibu bekerja sebesar 53,29%, dukungan keluarga suami sebesar 41,45%, dukungan petugas kesehatan sebesar 16,45%. Hasil uji chi square hubungan ibu bekerja dengan pemberian MP-ASI nilai p: 0,016, dukungan keluarga/suami dengan pemberian MP-ASI nilai p: 0,001 dan peran petugas kesehatan dengan pemberian MP-ASI nilai p: 0,509.
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara ibu berkerja, dukungan suami/keluarga dan tidak ada hubungan antara dukung petugas kesehatan  dengan pemberian MP-ASI  0-6 bulan di Puskesmas Simbarwaringin Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu meningkatkan promosi kesehatan kepada para ibu menyusui, mengajarkan cara pemberian ASI pada ibu bekerja serta melibatkan anggota keluarga lainnya mengenai manfaat dari ASI eksklusif serta tenaga kesehatan untuk mempromosikan pemberian ASI eksklusif.

Kata Kunci : MP ASI, ibu bekerja, dukungan suami/keluarga, dukungan petugas kesehatan
Daftar Bacaan : 26 (2002-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil


Angka Kematian Ibu menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010 di seluruh dunia tercatat 358.000 jiwa dan untuk Indonesia sebesar 220/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, dan perdarahan pada persalinan erat kaitannya dengan kejadian anemia. Angka kejadian anemia menurut WHO 34% terjadi pada ibu hamil, di Puskesmas Wates 
Pada tahun 2009 terdapat 15,42% dan mengalami peningkatan di tahun 2010 mencapai 22,16% dan meningkat kembali pada tahun 2011 mencapai 28,90%. Penyebab anemia adalah kurang gizi (malnutrisi), usia kehamilan, pengetahuan dan paritas ibu. 
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wates Lampung Tengah 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil di Puskesmas Wates sebanyak 130 orang, jumlah sampel ditentukan dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh sejumlah 99 orang yang diambil dengan tehnik proporsi sampling dari 7 desa di wilayah kerja Puskesmas Wates. Sampel diambil dari setiap desa dengan cara diundi. Data diperoleh dengan cara observasi, angket dan wawancara, selanjutnya dianalisa secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil dari pengolahan data dari 99 responden ternyata proporsi  anemia kehamilan ada 35,35% ibu hamil, 45,45% dengan umur kehamilan 13-27 minggu, 58,59% dengan pengetahuan yang kurang, 15,15% dengan paritas berisiko (> 4 anak). Hasil uji chi square terdapat hubungan antara usia kehamilan (p value: 0,000), pengetahuan ibu (p value: 0,011), dan paritas ibu (p value: 0,014) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wates Lampung Tengah 2012.
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara umur kehamilan, pengetahuan, dan paritas, dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wates Lampung Tengah 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan tentang anemia, tablet Fe dan cara mengkonsumsinya, cara pengolahan bahan makanan, pengaturan jumlah anak dengan program KB pada ibu hamil di wilayah kerjanya.

Kata Kunci : Anemia, usia kehamilan, pengetahuan, paritas
Daftar Bacaan : 27 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Karakteristik Ibu Hamil Yang Mengalami Blighted Ovum (BO)


Menurut data WHO persentase kemungkinan terjadinya abortus cukup tinggi sekitar 15-40%. Di Indonesia, diperkirakan ada 500.000-750.000 kejadian abortus. BO adalah suatu keadaan hasil konsepsi yang tidak mengandung janin. Diperkirakan di seluruh dunia BO merupakan 60% dari penyebab kasus keguguran, di ASEAN mencapai 51%, di Indonesia ditemukan 37% dari setiap 100 kehamilan, di Provinsi Lampung mencapai 30% dari 100 kehamilan dan di Kota Metro sebanyak 43,39%. Angka kejadian di Permata Hati menunjukkan peningkatan angka BO selama 3 tahun terakhir tahun 2009 sebanyak 6,02%, tahun 2010 meningkat 6,05%, dan pada tahun 2011 meningkat 6,06%. Ibu-ibu yang mengalami abortus karena BO memiliki karakteristik antara lain usia, paritas dan jarak kehamilan, selain itu usia, paritas dan jarak kehamilan juga merupakan faktor penyebab terjadinya BO.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang mengalami BO di Rumah Bersalin Permata Hati Kota Metro Tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami blight ovum (BO) di Rumah Bersalin Permata Hati Kota Metro berjumlah 218 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan presisi 0,05 diperoleh sebanyak 142 responden dengan tehnik simpel random sampling. Data diperoleh melalui studi dokumentasi menggunakan lembar checklist, selanjutnya dianalisa secara univariat untuk melihat proporsi  usia, paritas dan jarak kehamilan.
Hasil penelitian dari 142 ibu hamil yang mengalami BO dengan usia 20-35 sebanyak 73,24%, usia > 35 sebanyak 22,54%, dan usia < 20 sebanyak 4,22%. paritas primipra sebanyak 31,69%, multipara sebanyak 65,49%, dan grandemulti sebanyak 2,82%. Jarak kehamilan > 2 tahun sebanyak 75,35% dan < 2 tahun sebanyak 24,65%.
Kesimpulan penelitian bahwa karakteristik ibu hamil yang mengalami BO terbanyak dengan usia 20-35 tahun paritas multipara dan jarak kehamilan > 2 tahun. Oleh karena itu pada ibu hamil untuk melakukan ANC minimal 4 kali selama kehamilan dan bila terdapat kelainan maka dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan.

Kata Kunci : Blighted Ovum, umur, paritas, jarak kehamilan
Daftar Bacaan : 21 (2002-2012).

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Aborsi Di SMK


Data WHO menyebutkan bahwa 45 juta lebih aborsi terjadi setiap tahun di seluruh dunia, di Indonesia berkisar 2-2,6 juta kasus pertahun, atau 43 aborsi untuk setiap 100 kehamilan, dan sekitar 30% di antara kasus aborsi itu dilakukan oleh remaja. Banyaknya remaja melakukan aborsi disebabkan karena ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan dan sikap remaja, sehingga remaja lebih memilih untuk melakukan aborsi sebagai jalan mengatasi masalahnya. Di SMA N 1 Seputih Surabaya pada tahun  2010 – 2011 diperoleh data pihak sekolah telah mengeluarkan 5 orang siswa karena hamil dan salah satunya melakukan aborsi.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang aborsi di SMK N 1 Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriftif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 1 Seputih Surabaya sejumlah 280 orang siswa, dan sampel diambil menggunakan tehnik purposive sampling, dengan jumlah 165 responden yang dipilih dengan menggunakan tehnik simple random sampling dengan cara diundi. Cara ukur yang digunakan dengan lembar kuisioner yang dianalisa dengan tabel persentase.
Hasil pengolahan data bahwa pengetahuan remaja tentang aborsi di SMK N I Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah sebagian besar dengan pengetahuan yang baik yaitu 72,73% dan sikap remaja terhadap aborsi sebagian besar dengan sikap tidak mendukung yaitu 51,52%.
Kesimpulan penelitian bahwa pengetahuan dan sikap remaja tentang aborsi dengan pengetahuan yang baik dan sikap tidak mendukung. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu upaya sosialisasi dan himbauan kepada para siswa mengenai aborsi dengan berkerjasama dengan pihak terkait seperti dinas kesehatan dan BKKBN untuk mengadakan konseling pada remaja tentang aborsi serta dengan memasukkan materi tentang larangan dari aborsi kedalam mata pelajaran agama diajarkan di sekolah

Kata Kunci : Aborsi, pengetahuan, sikap
Daftar Bacaan : 19 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Peningkatan Berat Badan dan Perubahan Siklus Haid dengan Pemakaian Kontrasepsi Implant


Salah satu bagian dari program KB Nasional adalah pemakaian kontrasepsi implant. Di Indonesia sampai 2012 terdapat 45.189.977 pasangan usia subur dan terdapat 743.336 akseptor baru dan yang menggunakan implant terdapat 4,57% (3.937 akseptor). Di Desa Sidorahayu jumlah akseptor KB aktif sebanyak 523, yang menggunakan implant ada 8,76% (46 akseptor). Dari 46 akseptor implant, yang drop out sebanyak 10,6% dan ganti kontrasepsi sebanyak 8,69% yang disebabkan karena keluhan atas efek samping pengguna kontrasepsi implant. Hasil survei dari 10 orang akseptor implant, 60% mengeluhkan adanya peningkatan berat badan, 30% mengalami ketidak teraturan siklus haid, serta 10% mengalami peningkatan tekanan darah. Penyebab akseptor tidak meneruskan penggunaan implant karena adanya efek samping diantaranya peningkatan berat badan dan perubhan siklus haid.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan peningkatan berat badan dan perubahan siklus haid pada akseptor KB implan di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012.
Metode penelitian analitik dengan rancangan cross sectional, populasinya seluruh akseptor di Desa Sidorahayu yang berjumlah 523 akseptor, jumlah sempel di tentukan dengan tingkat kesalahan 10% diperoleh 84 responden dan pengambilan sampel dengan tehnik simple random sampling pengambilan data melalui wawancara dan pemeriksaan dengan menggunakan kuisioner, timbangan dan check list, analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan dari 84 responden proporsi akseptor implant 22,62%, proporsi peningkatan berat badan 64,29%, proporsi perubahan siklus haid 28,57%, terdapat hubungan antara peningkatan berat badan dengan penggunaan kontrasepsi implant (p value : 0.004), terdapat hubungan perubahan siklus haid dengan penggunaan kontrasepsi implant (p value : 0,000).
Kesimpulan ada hubungan perubahan siklus haid dan peningkatan berat badan dengan penggunaan kontrasepsi implant di Desa Sidorahayu Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012, maka disarankan upaya meningkatkan penyuluhan kepada akseptor mengenai efek samping dari penggunaan kontrasepsi implant agar para akseptor tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya.

Kata Kunci : Kontrasepsi Implant, siklus haid, berat badan
Daftar Bacaan : 22 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas


Berdasarkan laporan kesehatan dunia tahun 2012 kematian balita yang disebabkan oleh diare adalah sebesar 10% dari 7.614.000 kematian balita dan merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia pada balita. Diare di Indonesia merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 12% dengan angka kejadian 3.003 kasus diare. Faktor utama penyebab diare pada balita adalah faktor infeksi bakteri dan virus, faktor anak seperti usia, ASI Eksklsuif dan vitamin A dan faktor lain yaitu faktor ibu dan faktor lingkungan. 
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Jatidatar Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh semua balita yang melakukan kunjungan ke puskesmas Jatidatar sebanyak 634 kunjungan jumlah sampel sebanyak 105 responden menggunakan tehnik quota sampling. Cara ukur yang digunakan dengan lembar checklist yang dianalisa secara univariat yang disajikan dengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil pengolahan data bahwa proporsi kejadian diare pada balita sebesar 31,43%, dengan usia yang beresiko (<2 tahun) sebesar 38,10%, yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 67,62%, dengan gizi kurang sebanyak 22,86%, yang tidak mendapatkan Vitamin A sebesar 41,90%. Hasil uji statistik hubungan antara usia (p value: 0,000), pemberian ASI Eksklusif (p value: 0,001), status gizi (p value: 0,000), pemberian Vitamin A (p value: 0,001) dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Jatidatar Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara usia, ASI eksklsuif, status gizi dan vitamin A dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Jatidatar Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut perlu upaya menurunkan angka kejadian diare melalui beberapa langkah penting seperti peningkatan cakupan  ASI Eksklusif, serta meningkatkan penyuluhan mengenai dampak dari penyakit diare

Kata Kunci : Diare, usia, ASI eksklusif, Vitamin A 
Daftar Bacaan : 25 (1997-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Pendidikan Ibu dan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Balita


Indonesia berada pada urutan 109 dari 174 negara dalam hal peringkat Human Development Index (HDI), kondisi ini jauh di bawah negara-negara ASEAN lainnya. Rendahnya status gizi masyarakat di Indonesia jelas berdampak pada kualitas sumberdaya manusia. Data di Puskesmas Gaya Baru V terdapat kasus gizi kurang sebanyak 5,5% pada tahun 2011. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak  terdiri dari sebab langsung dan sebab tak langsung yaitu kurangnya konsumsi makanan, adanya penyakit infeksi, pendapatan, dan pendidikan keluarga yang bersangkutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan penyakit infeksi  dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Gaya Baru V Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan case control. Populasi kasus pada penelitian ini adalah seluruh balita dengan status gizi kurang wilayah Puskesmas Gaya Baru V yang berjumlah 58 pasien dan populasi kontrol semua balita dengan status gizi normal yang berjumlah 3.309 balita. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan sampel kasus 54 balita dan sampel kontrol 54 balita. Cara ukur yang digunakan dengan lembar kuisioner dianalisis secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisis chi square.
Hasil pengolahan data bahwa proporsi status gizi balita sebanyak 50% (54 balita) dengan gizi tidak normal, 55,56% (60 ibu balita) dengan pendidikan dasar, 62,04% (67 balita) yang menderita penyakit infeksi. Hasil uji chi square ada hubungan pendidikan dengan status gizi balita dengan p value: 0,33 dan OR: 2,500 dan ada hubungan penyakit infeksi  dengan status gizi balita dengan p value: 0,017 dan OR: 2,857
Kesimpulan penelitian ada hubungan antara pendidikan dan penyakit infeksi dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Gaya Baru V Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka pentingnya dilakukan peningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu balita dengan meningkatkan penyuluhan mengenai gizi balita.

Kata Kunci : Status gizi, pendidikan, penyakit infeksi
Daftar Bacaan : 21 (2001-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Ketersediaan Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita


Berdasarkan laporan WHO tahun 2012 penyebab kematian balita yang disebabkan oleh diare adalah sebesar 10% dari 7.614.000 kematian balita dan merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia pada balita. Diare di Asia Tenggara juga menempati urutan nomor tiga penyebab kematian pada anak PMR sebesar 11%.Desa Sindang Agung jumlah penderita diare pada balita menduduki urutan tertinggi dibandingkan dengan 19 desa lain di wilayah Puskesmas Tanjung Raja. Faktor utama penyebab diare pada balita adalah faktor infeksi bakteri dan virus dan faktor perilaku yang terdiri atas pemberian ASI eksklusif, kebiasaan cuci tangan, serta penyimpanan makanan dan faktor lingkungan yang terdiri atas ketersediaan air bersih, ketersediaan sarana mandi, cuci dan jamban sehat.
Penelitian ini secara umum bertujuanuntuk mengetahui hubungan ketersediaan air bersih dan ketersediaan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di Desa Sindang Agung Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Sindang Agung pada bulan Januari – September 2012 yang berjumlah 274 balita, dan sampel diambil menggunakan tehnik simple random sampling, dengan jumlah 163 Balita. Cara ukur dengan wawancara dan observasi menggunakan alat ukur kuisioner dan checklist yang dianalisa secara univariat dengan persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil pengolahan data bahwa proporsi diare pada balita sebesar 32,52% (53 balita), 63,80% tidak tersedia sumber air bersih, 70,55% tidak tersedia jamban sehat. Hasil uji chi square terdapat hubungan ketersediaan air bersih dengan kejadian diare dengan p value: 0,008, dan terdapat hubungan ketersediaan jamban sehat dengan kejadian diare dengan p value: 0,009. Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan air bersih dan jamban dengan kejadian diare pada balita di Desa Sindang Agung tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu penyuluhan mengenai diare, penyediaan sumber air bersih dan jamban yang sehat dengan upaya swadaya masyarakat berkerjasama denganpuskesmas dan kecamatan,

Kata Kunci : Diare, air bersih, jamban sehat
Daftar Bacaan : 19 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Status Gizi Usia 1-3 Tahun


Kejadian kurang gizi secara nasional mengalami penurunan yaitu 18,4% pada tahun 2007 menjadi 17,9% pada tahun 2010. Prevalensi gizi buruk yaitu 5,4% menjadi 4,9%, gizi lebih 5,8%. Gizi buruk mempunyai dampak terhadap seorang anak, pertumbuhan badan dan perkembangan mental anak sampai dewasa terhambat. Penyebab kekurangan gizi pada anak dimulai dari berat badan lahir yang dipengaruhi oleh anemia dalam kehamilan. Prevalensi gizi kurang di Desa Kota Alam pada tahun 2011 yaitu 9% dan prevalensi gizi buruk yaitu 6%, gizi lebih yaitu 8% (Dinkes Lampung Utara, 2012).
Tujuan penelitian ini untuk diketahui hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan status gizi anak usia 1-3 tahun Di Desa Kota Alam Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten  Lampung Utara tahun 2012.
Desain penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan crossectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak usia 1-3 tahun yang ada di desa Kota alam Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara berjumlah 112 orang dan jumlah sampel sebanyak 88 orang. Pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Teknik pengumpulan data dengan pengukuran  (BB/TB) dan study dokumentasi (buku KIA). Alat ukur yang digunakan dengan timbangan dan checklist. Analisis yang digunakan adalah analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan analisa bivariat dilakukan menggunakan rumus chi-square.
Hasil penelitian ini diperoleh proporsi anemia pada ibu hamil yaitu 39 responden (44,3%) mengalami anemia. Proporsi status gizi batita yaitu 28 responden (31,8%) responden dengan status gizi buruk (gizi kurang dan gizi lebih). Hasil uji statistik diperoleh  nilai p value 0.001. 
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara anemia ibu hamil dengan status gizi balita. Adapun upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan promosi kesehatan dengan penyuluhan kesehatan tentang anemia ibu hamil, Fe, PMT bumil, penimbangan batita setiap bulan, PMT batita  sehingga kasus gizi buruk dapat berkurang.

Kata Kunci       :  Status gizi balita, anemia ibu hamil. 
Daftar bacaan   : 19 (2002-2010)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Imunisasi HB0 Pada Bayi


Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Penyakit ini masih merupakan satu masalah kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Prioritas pencegahan terhadap penyakit ini yaitu melalui pemberian imunisasi hepatitis pada bayi dan anak-anak. Hal ini dimaksudkan agar mereka terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin dalam hidupnya. Integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan langkah yang sangat diperlukan, dengan imunisasi penyakit  hepatitis B dapat dicegah (Depkes, 2005). 
Infeksi Hepatitis B merupakan problem kesehatan masyarakat di dunia diperkirakan ada 350 juta carrier (pengidap) di dunia (Siswono, 2001). Angka kejadian (prevalensi) hepatitis B kronik di Indonesia mencapai 5 hingga 10 % dari total penduduk, atau setara dengan 13,5 juta penderita. Jumlah ini membuat Indonesia menjadi negara ke 3 di Asia yang penderita hepatitis B kronik paling banyak, dibawah China yang berjumalah 123,7 juta dan India 30 hingga 50 juta (Lesmana, 2007)
Cakupan imunisasi HB0 di Indonesia pada tahun 2010 baru mencapai 68% dari target 90%. Propinsi Lampung pada tahun 2010 pencapaian bayi yang mendapatkan imunisasi HB0 yaitu 53% , pada tahun 2011 pencapaian bayi yang mendapatkaan imunisasi HB0 yaitu 43%, dari target 90% (Profil Dinkes Propinsi Lampung, 2011). 
Imunisasi Hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis (Hidayat, 2009). Imunisasi hepatitis B sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat sekitar 33% ibu melahirkan di negara berkembang adalah pengidap HbsAg positif dengan perkiraan transmisi maternal 40% (Wahab, 2002). Keuntungan pemberian vaksin hepatitis agar anak terhindar infeksi dari anak ke anak (Ngastiyah, 2005), Sayangnya, kebanyakan masyarakat belum sadar akan hal tersebut. Mereka tidak mengimunisasikan bayinya karena berbagai sebab, sehingga masih ada kemungkinan bayi dapat tertular oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Dinkes Kabupaten Lampung Utara, 2009).
Penyebab rendahnya cakupan imunisasi HB0 adalah  pendidikan petugas imunisasi, pengetahuan petugas, jumlah petugas pelaksana imunisasi, pengetahuan ibu tentang imunisasi dan tersedianya kendaraan operasional (Depkes, 2005). Upaya tidak cukup hanya dengan program pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan dari pemerintah yang terdidik  dan  terlatih serta fasilitas kesehatan yang memadai saja, tetapi sikap dan perilaku masyarakat juga penting. Perilaku sehat oleh keluarga terutama ibu dalam hal ini memberikan kontribusi yang besar terhadap  status derajat kesehatan. Perilaku seseorang atau masyarakat termasuk perilaku pemberian imunisasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang  bersangkutan (Notoatmodjo, 2007)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Penggunaan Kontrasepsi Intra Uterine Device pada Akseptor KB


Masalah utama yang dihadapi Indonesia dibidang kependudukan adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dari tahun ke tahun cenderung meningkat, untuk mengurangi ledakan tersebut maka keikutsertaan KB di suatu wilayah diharapkan mencapai 70% dari jumlah PUS, dan minimal 60% memakai metode jangka panjang (MJP) salah satunya Intra Uterine Devices (IUD).  Target keikutsertaan Akseptor KB di Lampung Tengah 20%-nya  memakai kontrasepsi  IUD. Cakupan akseptor IUD di Puskesmas Rumbia meski terjadi peningkatan, namun masih sangat rendah pencapaiannya. Tahun  2009 ada 0,48%, tahun 2010 ada 0,62%, sedangkan tahun 2011 ada 0,71% dan bulan Januari - Oktober 2012 ada 1,07%. Penggunaan IUD merupakan bentuk perilaku seseorang. Survey pendahuluan terhadap 10 akseptor diketahui 70%  mengatakan belum mengerti tentang kontrasepsi IUD dan 90%  mengatakan suami tidak mendukung penggunaan kontrasepsi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi intra uterine device (IUD) pada akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Lampung Tengah
Penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB di Puskesmas Rumbia tahun 2011 sebanyak 3.506 akseptor. Teknik pengambilan sampel dengan sistematic random sampling. Populasi kasus sebanyak 31 akseptor dan populasi kontrol sebanyak 31 akseptor. Cara  pengumpulan data metode wawancara dengan alat ukur kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. 
Hasil penelitian dari 62 responden menunjukkan bahwa proporsi pengetahuan kurang baik sebanyak 33,9%, proporsi responden yang tidak mendapat dukungan suami sebanyak 46,8%. Ada hubungan antara pengetahuan (p=0,007) dan dukungan suami (p= 0,000) dengan penggunaan kontrasepsi IUD
Kesimpulan penelitian, ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Agar Puskesmas meningkatkan pengetahuan  akseptor dan suami akseptor dengan melakukan penyuluhan yang intensif. 

Kata Kunci : Pengetahuan, Dukugan Suami, IUD
Daftar Bacaan : 32 (1998 – 2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil


Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator status gizi masyarakat. Hasil Riskesdas tahun 2010 sekitar 45-50 persen ibu hamil di Indonesia mengalami gizi kurang akibat tidak mendapatkan asupan energi dan protein yang cukup. Hasil pendataan dari BP. PT Great Giant Pineaplle (GGP) tahun 2010 terdapat 17,7% yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK)., dan meningkatan tahun 2011 menjadi 32,25%. Beberapa faktor yang turut berperan terhadap kejadian KEK adalah umur, berat badan, suhu lingkungan, aktivitas, status kesehatan, pengetahuan tentang zat gizi, status ekonomi, makanan dan status gizi ibu hamil
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Kurang Energi Kronis pada ibu hamil di BP PT GGP Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun 2012.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu seluruh ibu hamil di BP PT GGP yang berjumlah 128 ibu hamil dan sampel diambil menggunakan tehnik accidental sampling dengan jumlah 97 responden. Cara ukur angket alat ukur kuisioner dan pengukuran LILA alat ukur meteran,  yang dianalisis secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil penelitian KEK sebanyak 30,93%, ibu dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 34,02%, sosial ekonomi berisiko (<Rp. 1.200.000,-) sebanyak 34,02%, dengan jarak kehamilan berisiko (< 2 tahun) sebanyak 23,71%, dan asupan nutrisi yang tidak baik sebanyak 41,42%. Hasil uji chi square ada hubungan antara pengetahuan dengan KEK, dengan nilai p value 0,000, ada hubungan sosial ekonomi dengan KEK dengan nilai p value 0,000, ada hubungan jarak kehamilan dengan KEK dengan nilai p value 0,000, ada hubungan asupan nutrisi dengan kejadian KEK, dengan nilai p value 0,000 
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, sosial ekonomi, jarak kehamilan dan asupan nutrisi dengan KEK pda ibu hamil di BP PT GGP Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka diperlukan penyuluhan, mengupayakan pemberian makanan tambahan oleh tenaga kesehatan BP.PT.GGP.


Kata Kunci : Kurang Energi Kronis, pengetahuan, ekonomi, kehamilan, nutrisi.
Daftar Bacaan : 25 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Paritas dan Gemelli dengan Kejadian Pre Eklampsia


Eklampsia merupakan penyebab langsung kematian ibu terbesar kedua setelah perdarahan yaitu 25% (BPPN, 2007). Kejadian pre eklampsia di RS. Mardi Waluyo mengalami peningkatan sejak tahun 2009 sebanyak 13,58%, tahun 2010 sebanyak 14,62%. Pre eklampsia dapat menyebabkan solusio plasenta, hemolisis, pendarahan otak, edema paru, nekrosis hati, kerusakan jantung, sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver Low Platelet), kelainan ginjal. Faktor risiko kejadian pre eklampsia lebih banyak terjadi pada primigravida, nullipara, usia ibu dan gemelli. 
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dan gemelli dengan kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin di RS Mardi Waluyo Kota Metro Tahun 2011.
Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami persalinan dengan bayi yang mampu hidup di luar rahim di ruang bersalin RS Mardi Waluyo tahun 2011 yang berjumlah 935 ibu bersalin. Besar sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus Notoatmodjo (2005), sejumlah 280. Pengambilan sampel menggunakan tehnik systematic random sampling. Cara ukur yang digunakan dengan lembar checklist yang dianalisa secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi kejadian Pre Eklampsia sebanyak 41,43%, paritas berisiko tinggi sebanyak 50,71%, kejadian gemelli sebanyak 7,50%. Hasil analisis bivariat antara paritas ibu dengan kejadian pre eklampsia dengan p value: 0,010 dan gemelli dengan kejadian pre eklampsia dengan p value: 0.008.
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara paritas dan gemelli dengan kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin di RS Mardi Waluyo Kota Metro Tahun 2011. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan bagi pihak RS Mardi Waluyo khususnya tenaga kesehatan bidan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu bersalin diantaranya melakukan penapisan awal dan membuat partograf agar dapat terdeteksi secara dini kondisi yang memerlukan tindakan segera.

Kata Kunci : Pre Eklampsia, paritas, gemelli
Daftar Bacaan : 30 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



Hubungan Kehamilan Postterm dan Partus Lama Dengan Kejadian Asfiksia Bayi Baru Lahir


Kematian perinatal di seluruh dunia lebih dari 6,3 juta dalam setahun yang hampir semua terjadi di negara berkembang dan 27% terjadi di negara-negara paling maju. Salah satu penyebab kematian neonatal tersebut adalah kejadian asfiksia. Angka kejadian asfiksia  di dunia menurut World Health Organization (WHO) adalah 19%. Asfiksia pada bayi baru lahir terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor ibu, faktor tali pusat dan faktor bayi. Faktor ibu diantaranya hipertensi, perdarahan abnormal, preeklampsi dan eklampsi, infeksi berat, demam selama persalinan, kehamilan lewat waktu, partus lama serta ketuban pecah dini.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan kehamilan postterm dan partus lama dengan kejadian asfiksia di RB Puti Bungsu Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RB Puti Bungsu Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 yang berjumlah 347 ibu bersalin, dan sampel diambil menggunakan tehnik systematic random sampling, dengan jumlah 186 responden. Cara ukur yang digunakan dengan lembar checklist yang dianalisa secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil pengolahan data bahwa proporsi kejadian asfiksia sebanyak 33,87% (63 bayi), kehamilan postterm sebanyak 31,18% (58 ibu), persalinan partus lama sebanyak 39,25% (73 ibu). Hasil uji chi square terdapat hubungan antara kehamilan postterm dengan kejadian asfiksia dengan x2hitung 6,051, dan terdapat hubungan antara persalinan partus lama dengan kejadian asfiksia dengan x2hitung 10,627.
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara kehamilan posterm dan partus lama dengan kejadian asfiksia di RB Puti Bungsu. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap faktor-faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir khususnya pada kehamilan postterm dan partus lama.

Kata Kunci : Asfiksia, kehamilan posterm, partus lama
Daftar Bacaan : 26 (1998-2012)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



15 Maret, 2013

update Judul Terbaru KTI Kebidanan Tahun 2013



  1. FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HBo PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 
  2. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 
  3. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS 
  4. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL
  5. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 
  6. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KANKER SERVIKS DI RS
  7. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG ABORSI DI SMK 
  8. HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI USIA 1-3 TAHUN DI DESA 
  9. HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DAN PARTUS LAMA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH BERSALIN 
  10. HUBUNGAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN KETERSEDIAAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA 
  11. HUBUNGAN PARITAS DAN GEMELLI DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA DI RS 
  12. HUBUNGAN PARITAS IBU DAN BERAT BADAN BAYI DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI BIDAN PRAKTIK SWASTA 
  13. HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS 
  14. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICES PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 
  15. HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, DAN TRADISI DENGAN PEMILIHAN PERTOLONGAN PERSALINAN TENAGA NON KESEHATAN DI WILAYAH PUSKESMAS 
  16. HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA AKSEPTOR KB  
  17. HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERUBAHAN SIKLUS HAID DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI DESA 
  18. KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI BLIGHTED OVUM (BO) DI RUMAH BERSALIN

UNTUK MENGETAHUI JUDUL-JUDUL LAINNYA SILAHKAN KLIK DISINI >>>>>>>>

Fans Page