Ads 468x60px

04 Juli, 2010

Sekilas tentang Penyakit Herpes

Herpes adalah PMS atau penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus bernama Herpes Simplex Virus. Karena STD, Anda bisa mendapatkannya dengan memiliki hubungan seksual dengan orang yang sudah positif dengan penyakit ini. Setelah Anda mendapatkan terinfeksi virus, itu tetap berada di dalam tubuh Anda secara permanen. Anda dapat mentransfer virus herpes kepada orang lain ketika Anda melakukan hubungan seksual dengan dia ketika virus di dalam diri Anda aktif. Virus Herpes simpleks akan tetap berada di sel-sel saraf tertentu dalam tubuh Anda, dan akan memberikan dan gejala off untuk individu yang terinfeksi. 
Virus herpes ditularkan melalui kontak langsung atau eksposur. Ini berarti bahwa infeksi herpes genital akan tinggal di daerah itu kecuali yang dikirimkan ke tempat lain melalui kontak kulit langsung ke kulit. Genital herpes tidak akan mewujudkan secara spontan pada bagian lain dari tubuh. Dengan ini, adalah bijaksana untuk menghindari area kontak langsung yang telah terinfeksi. 
Ada dua jenis virus herpes simpleks dan mereka disebut HSV-1 dan HSV-2. HSV1 adalah penyebab umum dari herpes oral dan menginfeksi mulut dan bibir. Ketika itu adalah bibir yang terinfeksi, akan muncul luka yang disebut luka lepuh dingin atau demam. Tapi-HSV 1 juga dapat menyebabkan herpes genital dan menghasilkan luka di daerah genital. Tapi HSV-2 itu penyebab yang lebih umum untuk herpes genital. Jenis 2 adalah identik jika dilihat di bawah mikroskop. 
Kebanyakan orang mendapatkan virus herpes melalui kontak langsung atau berhubungan seks dengan seseorang yang memiliki luka dingin. Jika luka terlihat, itu menandakan bahwa virus tersebut dalam keadaan aktif. Tapi ada saat bahwa seseorang dapat memiliki wabah herpes bahkan tanpa ada luka terlihat. Ini adalah kasus di mana orang-orang yang terinfeksi dengan melakukan hubungan seks dengan seseorang yang tidak tahu dia terinfeksi karena luka yang tidak hadir. Virus ini dapat ditransmisikan baik melalui anal, oral, atau vaginal seks. Herpes tidak dapat menyebar melalui udara sehingga udara tidak ditanggung. Hal ini membutuhkan kontak langsung untuk transmisi. 

Sebagian besar orang tidak tahu bahwa mereka telah herpes. Itu baik karena mereka tidak mengetahui gejala atau tanpa gejala menunjukkan sama sekali. Tapi gejala jenis kelamin meliputi: sensasi terbakar atau gatal di dubur dan / atau area genital, rasa sakit di pantat, kaki, atau daerah kelamin; debit dari vagina; perasaan atau tekanan dalam perut, buang air kecil nyeri atau stres; bengkak kelenjar getah bening yang di selangkangan, dan demam. siklus Herpes dalam 2 tahap, tahap wabah dan diam. Hal ini dalam tahap diam bahwa tidak menunjukkan gejala sama sekali. 
Saat ini, tidak ada pengobatan untuk infeksi herpes. Kesehatan profesional hanya bisa mendiagnosa Anda infeksi tetapi tidak dapat menyembuhkan Anda dari itu. Mereka hanya bisa memberikan resep obat untuk membantu Anda menangani wabah. Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini mungkin akan menjadi alat terbaik untuk menghindari masalah ini. Rutin check-up di pusat pengujian STD dapat memberi Anda informasi yang diperlukan dan tes untuk menghindari masalah sama sekali

GAMBARAN IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS DI RSUD

Di Indonesia, prevalensi sementara Abortus pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 450.000-900.000 kejadian abortus (DepKes RI 2005). Data yang bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyebutkan bahwa prevalensi abortus  di Lampung tahun 2009 sebesar 11,58% yaitu 19.711 kejadian abortus dari 170.192 jumlah kelahiran bayi. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di ruang bersalin RSUD Pringsewu, Tanggamus selama tahun 2009, terdapat 934 seluruh pasien yang dirawat dan 235 diantaranya adalah kasus abortus.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran karakteristik ibu hamil yang mengalami abortus di RSUD Pringsewu tahun 2009, dengan  subjek penelitian adalah  ibu hamil dengan abortus dan objek penelitian karakteristik ibu hamil.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di ruang bersalin RSUD Pringsewu yang mengalami abortus pada tahun 2009 sejumlah sebanyak 235 orang dan pengambilan sampel dengan tehnik metode total sampling sehingga sampel yang diambil adalah keseluruhan populasi yaitu ibu yang dirawat diruang bersalin RSUD Pringsewu dengan abortus selama tahun 2009 yaitu sebanyak 235 orang. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan data sekunder berupa rekam medik RSUD Pringsewu dan alat ukur berupa lembar checklist.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil kejadian abortus yang paling banyak terjadi di RSUD Pringsewu tahun 2009 paling banyak terjadi dengan jenis abortus inkomplit (80,43%), karakteristik ibu dengan abortus berdasarkan umur paling banyak pada umur 20-35 tahun yaitu 73,62%, berdasarkan paritas paling banyak pada paritas 2-5 yaitu 65,53%, berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak pada ibu dengan tingkat pendidikan dasar 66,39%, berdasarkan pekerjaan paling banyak bekerja sebagai petani dan buruh tani yaitu 88,94%
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah kejadian abortus yang paling banyak terjadi di RSUD Pringsewu tahun 2009 paling banyak terjadi dengan jenis abortus inkomplit dengan karakteristik ibu berumur 20-35 tahun, dengan paritas multipara, dengan pendidikan dasar dan bekerja sebagai petani dan buruh tani. 


Kata Kunci : Karakteristik Ibu, Abortus

GAMBARAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III PADA BPS

Hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan (bahwa AKI tahun 2007 sebesar 228 / 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2005 AKI mencapai 262 / 100.000 kelahiran hidup. Perdarahan menjadi penyebab tertinggi dari kematian ibu serta waktu yang paling kritis untuk terjadinya perdarahan adalah ketika pelepasan plasenta dan segera setelah itu. Hal ini disebabkan karena terputusnya pembuluh darah tempat berimplantasinya plasenta. Salah satu langkah mempercepat kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan post partum adalah manajemen aktif kala III persalinan
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat Gambaran Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III Pada BPS di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah BPS di Kecamatan Pekalongan dan objek penelitian Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah BPS di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur berjumlah 18 BPS dan tehnik pengambilan sampel dengan metode proporsive sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak enam BPS. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa lembar checklist untuk mengukur pelaksanaan manajemen aktif kala III.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa Pelaksanaan Prosedur persiapan alat pada Manajemen Aktif Kala III di Enam BPS di Kecamatan Pekalongan dengan hasil bahwa keseluruhan BPS (100%) melakukan prosedur penyiapan alat sesuai dengan protap dan untuk prosedur pelaksanaan terdapt 2 BPS yang belum melaksanakan sesuai protap dan 4 BPS (66,67%) yang sudah melakukan sesuai deng protap.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III Pada BPS di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2010 secara umum telah dilakukan dengan baik oleh keenam BPS.

Kata Kunci : Bidan, Manajemen Aktif Kala III

Gambaran Pelaksanaan Pemantauan Masa Nifas Oleh Dukun Di Desa

Di Indonesia persalinan yang ditolong oleh dukun bayi sebesar 40%. Sedangkan di Provinsi Lampung angka persalinan dengan dukun bayi sebesar 20,73% (SDKI 2003-2005). Pertolongan persalinan oleh dukun memberikan kontribusi terhadap AKI di Indonesia hal ini disebabkan pertolongan persalinan oleh dukun menimbulkan dampak antara lain pertolongan pemantauan masa nifas yang tidak adekuat sehingga sering terjadi infeksi pada masa nifas seperti perdarahan, pusing dan lemas yang berlebihan, gangguan pada payudara berupa mastitis, lochea yang berbau busuk, serta tugas pementauan masa nifas lainnya seperti penanganan bayi baru lahir.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran pelaksanaan pemantauan masa nifas oleh dukun di Desa Rulung Raya Lampung Selatan, dengan subjek penelitian adalah dukun bayi yang ada di desa Rulung Raya dan objek penelitian adalah penatalaksanaan pemantauan masa nifas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi keseluruhan dukun di Desa Rulung Raya Lampung Selatan yang berjumlah 5 orang dan sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi yang ada dengan tehnik pengambilan sampel total sampil sejumlah 5 orang dukun. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa lembar cecklist untuk mengukur pelaksanaan pemantauan masa nifas oleh dukun.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa bahwa pelaksanaan pemantauan masa nifas oleh dukun di desa Rulung Raya Kabupaten Lampung Selatan oleh 5 orang dukun untuk pelasanaan pemantauan ibu 2 orang dukun dengan kategori baik dan 3 orang dukun dengan kategori tidak baik, untuk pemantauan bayi keseluruhan dukun dengan kategori baik dan, untuk pelaksanaan penyuluhan 3 orang dukun dengan kategori yang baik dan 2 orang dukun dengan kategori tidak baik.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pemantauan masa nifas oleh dukun di desa Rulung Raya Kabupaten Lampung Selatan secara untuk pelaksanaan pemantauan ibu sebagian besar dengan kategori tidak baik, pemantauan bayi keseluruhan dengan kategori baik dan pelaksanaan penyuluhan sebagian besar dengan kategori baik.

Kata Kunci : Penatalaksanaan, pemantauan masa nifas, dukun

Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Aborsi

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) Cairo tahun 1994 memperkirakan sekitar 50% penduduk dunia berusia berada dibawah 20 tahun menanggung risiko terbesar terkena masalah kesehatan seksual dan reproduksi. Selain itu, 10% dari  seluruh kasus aborsi, atau sekitar 5 juta pertahun, dialami remaja perempuan berusia 15-19 tahun. remaja dan dewasa muda perempuan juga rawan tindak kekerasan seksual, perkosaan dan eksploitasi seks. Pada tahun 2000, angka aborsi di Indonesia mencapai dua juta, 750 ribu di antaranya dilakukan para remaja puteri (Data BKKBN). Menurut data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), tahun 2000 itu, terdapat jumlah aborsi yang mencapai 2,3 juta, tahun 2001 meningkat menjadi 2,5 juta kasus.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2010, dengan subjek penelitian remaja dan objek penelitian adalah pengetahuan remaja tentang aborsi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah keseluruhan remaja kelas X dan XI yang berada di SMA Negeri 1 Raman Utara dengan jumlah populasi 156 remaja dan pengambilan sampel dengan tehnik metode quota sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 112 remaja. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur pengetahuan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur sebagian besar adalah dengan pengetahuan Cukup sebanyak 57 orang (50,89%), pengetahuan baik sebanyak 37 orang (33,04%), pengetahuan kurang sebanyak 17 orang (15,18%) dan paling sedikit pengetahuan Tidak baik sebanyak 1 orang (0,89%).
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah gambaran pengetahuan remaja tentang Aborsi di SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur termasuk dalam kategori yaitu cukup.

Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Aborsi

Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Robekan Perineum Pada Persalinan Normal di BPS

Sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup. Salah satu upaya penurunan AKI untuk sektor kesehatan adalah dengan meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan paling sedikit 90% pada tahun 2010. Dari seluruh persalinan penyebab kematian ibu adalah perdarahan yang disebabkan antara lain : atonia uteri 50 - 60%, retensio plasenta 16-17%, sisa plasenta 23-24%, laserasi jalan lahir 4-5%, kelainan darah 0,5-0,8%. Perdarahan pasca persalinan sering disebabkan oleh robekan perineum, selain atonia uteri, robekan perineum biasanya ringan, tetapi kadang- kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran faktor-faktor penyebab terjadinya robekan perineum pada persalinan  normal  di BPS   Dwi  Yuliani  Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, dengan  subjek penelitian adalah  ibu   bersalin  dan objek penelitian faktor-faktor penyebab robekan perineum.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh ibu bersalin normal di BPS Dwi Yuliani sejumlah 34 persalinan dan pengambilan sampel dengan tehnik metode total sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak sejumlah 34 ibu bersalin pada bulan Maret – Mei 2010. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa lembar checklist.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi robekan perineum di BPS Dwi Yuliani untuk faktor elastisitas perineum adalah dengan  perineum kaku (58,82%), untuk faktor berat badan bayi lahir adalah dengan berat badan bayi lahir 3000-4000 gr (79,41%), untuk faktor posisi persalinan adalah dengan posisi berbaring/litotomi (100%), dan untuk faktor paritas adalah dengan paritas primipara (61,76%).
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah gambaran Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Robekan Perineum Pada Persalinan Normal di BPS Dwi Yuliani Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah adalah dengan perineum kaku, dengan berat badan lahir 3000-4000 gr, dengan posisi bersalin litotomi, dan dengan paritas primipara.

Kata Kunci : Fakor-faktor Robekan Perineum, Ibu Bersalin Normal

Faktor-Faktor Non Fisik Sulit Makan Pada Balita Di Paud

Pertumbuhan dan Perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetika dan lingkungan, baik sebelum anak dilahirkan (prenatal) maupun setelah anak itu lahir (post natal). Faktor post natal yang salah satunya mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak adalah faktor gizi. Keluhan utama orang tua berupa kekhawatiran terhadap tumbuh kembang anak dapat mengarah pada kecurigaan adanya gangguan pola makan anak. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan petumbuhan bayi dan balita adalah dengan pemberian makanan yang bergizi. Namun hal tersebut menjadi suatu permasalahan jika anak mengalami sulit untuk makan. baik pada bayi maupun balita, susah makan dapat terjadi akibat adanya gangguan kesehatan atau kelainan organik. Proses makan melibatkan berbagai macam organ.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran faktor-faktor sulit makan pada balita di PAUD Mekar Sari Pekon Pandan Sari Kecamatan Sukoharjo Pringsewu Tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki balita di PAUD Mekar Sari dan objek penelitian faktor-faktor sulit makan pada balita.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif dengan populasi adalah seluruh ibu yang memiliki balita di PAUD Mekar Sari berjumlah 26 orang ibu dan pengambilan sampel dengan tehnik metode non probabilitas sehingga sampel yang diambil sebanyak 8 orang ibu yang terdiri dari 4 orang yang menyatakan anaknya sulit makan dan 4 orang yang anaknya tidak sulit makan. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode wawancara dan alat ukur berupa kuisioner. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari panduan wawancara mendalam (in-depth interview guidelines), alat perekam (tape recorder) dan alat tulis. 
Hasil penelitian serta kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada anak yang mengalami sulit makan terdapat pola makan yang tidak teratur dan variasi menu dan gizi seimbang yang kurang, peran lingkungan yang terdapat banyak teman bermain dan keberadaan warung atau penjual jajanan disekitar rumah, kebiasaan dalam keluarga tidak terdapat kebiasaan sarapan dan makan bersama, sedangkan faktor paritas tidak berhubungan dengan kesulitan makan anak dan tingkat ekonomi yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan antar anak yang sulit makan maupun yang tidak sulit makan pada balita di PAUD Mekar Sari.

Kata Kunci : Faktor-faktor Non Fisik, Sulit Makan, Balita 

Hubungan Luka Jahitan Perineum Terhadap Hubungan Seks Pasca

Melahirkan bayi adalah proses alamiah yang dialami para wanita, namun masih banyak pria yang sulit menghadapi bahwa tubuh wanita tidak bisa berubah begitu saja secara dramatis pasca melahirkan bayi mereka. Banyak dari para pria yang berfikiran, begitu bayi mereka lahir, segalanya akan kembali normal, dalam artian tubuh sang istri akan kembali normal seperti sediakala. Begitu juga dalam hal seks, padahal pada tahap tersebut sang istri belum siap untuk melakukan hubungan seks secara normal melaui vagina. Akibatnya, gairah menurun dan enggan untuk berhubungan seksual.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat untuk mengetahui hubungan luka jahitan perineum terhadap seks pasca nifas  di Desa Gotong Royong Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kebupaten Lampung Tengah pada tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah ibu pasca nifas 40 hari-3 bulan dan objek penelitian adalah hubungan luka jahitan perineum dan seks pasca nifas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan populasi ibu pasca nifas di Desa Gotong Royong Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Januari – Juni 2010 berjumlah 53 orang dan sampel diambil dengan metode accidental sampling, sehingga jumlah sampel diambil dari ibu pasca nifas 40 hari sampai 3 bulan yang ada pada bulan Juni sejumlah 30 orang ibu. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa lembar cecklist.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa bahwa sebagian besar responden telah melakukan hubungan seks (53,33%), dimana waktu memulai hubungan seks sebagian besar pada waktu < 8 minggu (53,33%%). Berdasarkan hasil analisis menggunakan chi-square diperoleh nilai chisquare (x2 hitung) sebesar 16,08 pada taraf kesalahan 5% dengan dk:1 diperoleh nilai kritik (x2 tabel) sebesar 3,841. Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa nilai x2 hitung : 16,08 > x2 tabel: 3,841 sehingga Ho ditolak yang menyatakan bahwa ada hubungan antara luka jahitan perineum dengan hubungan seks pasca nifas
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini terdapat hubungan antara luka jahitan perineum dengan seks pasca nifas pada ibu pasca nifas di Desa Gotong Royong Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kebupaten Lampung Tengah pada tahun 2010.


Kata Kunci : Luka jahitan perineum, Seks Pasca Nifas

Gambaran Pengetahuan Ibu yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun Tentang ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan “Suatu penyakit Inpeksi yang menyerang saluran pernafasan mulai dari hidung sampai paru-paru dan bersifat akut”. ISPA merupakan masalah kesehatan karena penyakit ISPA merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada golongan usia balita. ISPA di Indonesia menempati urutan pertama penyebab kematian bayi dan balita. Survey mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2007 menempatkan ISPA (pneumonia) sebagai penyebab kematian dengan presentasi 22,30% dari seluruh kematian balita. Kejadian ISPA terkait erat dengan pengetahuan tentang ISPA yang dimiliki oleh masyarakat khususnya ibu, karena ibu sebagai penanggungjawab utama dalam pemeliharaan kesejahteraan keluarga.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun tentang ISPA di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah ibu yang memiliki balita 0-1 tahun dan objek penelitian pengetahuan tentang ISPA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun di Puskesmas Pekalongan yang berjumlah 149 siswa dan pengambilan sampel dengan tehnik total sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 149 orang ibu. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa tingkat pengetahuan Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun tentang ISPA di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010 sebagian besar adalah dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 78 orang ibu (52,35%), pengetahuan cukup sebanyak 53 orang ibu (35,57%), pengetahuan baik sebanyak 15 orang ibu (10,07%) dan paling sedikit pengetahuan kurang sekali sebanyak 3 orang ibu (2,01%)
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun tentang ISPA di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010 secara umum adalah dengan pengetahuan kurang.

Kata Kunci : Ibu, Pengetahuan, ISPA

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

Sebagai tolok ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) di wilayah tersebut. Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 KH. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2005 sebesar 307/100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 (102/100.000 KH).
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan di RB Kartini Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah Ibu Hamil yang melakukan ANC di RB Kartini Kecamatan Kalirejo dan objek penelitian pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh Ibu Hamil yang melakukan ANC di RB Kartini Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Mei-Juni 2010 dan pengambilan sampel dengan metode accidental sampling sehingga sampel yang diambil yaitu sebanyak 43 responden. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur pengetahuan ibu.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di RB Kartini Kalirejo Lampung Tengah adalah dengan pengetahuan cukup sebanyak 20 orang ibu (46,50%), pengetahuan Kurang sebanyak 17 orang ibu (39,53%), pengetahuan Baik sebanyak 5 orang ibu (11,62%) dan paling sedikit pengetahuan Tidak baik sebanyak 1 orang ibu (2,35%).
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di RB Kartini Kalirejo Lampung Tengah adalah sebagian besar dengan tingkat pengetahuan yang Cukup.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, Tanda Bahaya Kehamilan

Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Balita

Salah satu masalah pokok kesehatan di negara sedang berkembang adalah masalah gangguan terhadap kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah kurang energi protein, Anemia zat Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Kurang Vitamin A (KVA). Di Indonesia angka kejadian KEP berkisar 10 % dari 4.723.611 balita menurut laporan Depkes RI tahun 2003, di Lampung sendiri angka penderita KEP pada balita yang ada yaitu sebesar 12,75 % dari 336.111 balita yang diukur
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi pada Balita di Desa Srikaton Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah, dengan subjek penelitian adalah balita  dan objek penelitian adalah faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah keseluruhan balita yang berada di wilayah Desa Srikaton Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah populasi 409 balita dan pengambilan sampel dengan tehnik metode simple random sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 82 orang. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner.
Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa stautus gizi pada balita secaara umum adalah dengan status gizi yang normal (81,71%), pengetahuan ibu tentang gizi di Desa Srikaton Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah secara umum adalah dengan pengetahuan Cukup (74,39%), dengan pendidikan dasar (75,61%), tingkat ekonomi rendah (57,32%), dengan paritas primipara (59,76%), penyakit infeksi yang pernah di derita oleh balita ibu secara umum adalah dengan penyakit ISPA (97,56%) serta peran keluarga terhadap status gizi anak secara umum adalah mendukung (89,02%)
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di Desa Srikaton Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah adalah tingkat pengetahuan cukup, pendidikan dasar tingkat ekonomi rendah, paritas primipara, penyakit ISPA serta peran keluarga yang mendukung.

Kata Kunci : Status Gizi, Balita

Hubungan Antara Status Gizi dengan Menarche Pada Siswi Kelas I dan 2 SMP

Zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi seseorang akan mempengaruhi pertumbuhannya. Kekurangan gizi atau keadaan gizi buruk pada masa bayi dan anak-anak terutama pada umur kurang dari lima tahun dapat berakibat lebih parah. karena pertumbuhan jasmani dan kecerdasan akan terganggu. pada tahap selanjutnya akan berpengaruh pada perkembangan. Perkembangan diartikan sebagai kemajuan fungsi atau kapasitas fisiologis badan atau organ tubuh. Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat diperolehnya informasi tentang hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi kelas 1 dan 2 di SMP Negeri 2 Way Bungur, dengan subjek penelitian adalah siswi kelas 1 dan 2 dan objek penelitian hubungan antara status gizi dengan usia menarche.
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross secsional, dengan populasi seluruh siswi kelas 1 dan 2 yang berjumlah 135 siswi dan sampel yang diambil sebanyak 100 orang siswi dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa lembar checklist untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan menarche.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa sebagian besar siswi SMP Negeri 2 Bungur dengan Gizi yang baik yaitu sejumlah 43 siswi (43%), gizi sedang 32 sisiwi (32%), gizi kurang 18 siswi (18%) dan gizi buruk 7 siswi (7%), dan berdasarkan hasil analisis menggunakan chi-square diperoleh nilai chisquare (x2hitung) sebesar 36,85 pada taraf kesalahan 5% , dengan dk:3 diperoleh nilai (x2 tabel) sebesar 7,815. Tampak bahwa nilai x2hitung: 36,85 > x2tabel: 7,815 sehingga Ho ditolak yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah status gizi siswi yang ada di SMP Negeri 2 Way Bungur sebagian besar dengan gizi yang baik, dan sebagian besar sudah mengalami menarche, sedangkan untuk hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan  menarche pada remaja siswi kelas 1 dan kelas 2 di SMP Negeri 2 Way Bungur Lampung Tengah

Kata Kunci : Status Gizi, menarche 

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI 1-3 HARI YANG TIDAK MEMBERIKAN COLOSTRUM PADA BBL

Kolostrum (ASI pertama) adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah melahirkan. Berkaitan dengan pentingnya ASI 1 jam pertama maka dianjurkan sesegera mungkin meletakkan bayi yang baru dilahirkan pada dada ibunya dan membiarkan selama 30-60 menit. Berdasarkan hasil kasih Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64%. Keadaan lain memprihatinkan adalah 13% dan bayi berumur 2 bulan telah diberi susu formula dan 15% telah diberi makanan tambahan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Menyusui 1-3 hari Yang Tidak Memberikan Colostrum Pada BBL di BPS Wiratni Agung Gedung Ratu Kabupaten Lampung Tengah  Tahun 2010, dengan subjek penelitian Ibu Menyusui dan objek penelitian adalah karakteristik ibu yang tidak memberikan colostrum.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah semua ibu menyusui di di BPS Wiratni pada tanggal 30 Mei-12 Juni 2010 yang berjumlah 35 orang ibu dan pengambilan sampel dengan tehnik accidental sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 35 orang ibu. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur distribusi frekuensi karakteristik ibu.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa gambaran pengetahuan dan karakteristik ibu yang tidak memberikan colostrum di BPS Wiratni Agung Gedung Ratu Kabupaten Lampung Tengah  Tahun 2010 adalah untuk pengetahuan sebagian besar pada ibu dengan pengetahuan yang kurang yaitu sebesar 60%, sedangkan untuk karakteristik umur sebagian besar 20-35 tahun yaitu sebesar 68,57%, tingkat pendidikan  sebagian besar dengan tingkat pendidikan dasar yaitu sebesar 77,14%, sebagian besar pada ibu yang bekerja sebesar 68,57%, dan berdasarkan paritas sebagian besar dengan paritas multipara yaitu sebesar 65,71%..
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah pengetahuan ibu yang tidak memberikan colostrum di BPS Wiratni Agung Gedung Ratu Kabupaten Lampung Tengah  Tahun 2010 adalah sebagian besar dengan pengetahuan kurang, dan dengan karakteristik berumur 20-35 tahun, tingkat pendidikan dasar, bekerja dan paritas multipara.

Kata Kunci : Pengetahuan, Karakteristik, Ibu Menyusui, Colostrum

Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

Dalam hal pemakaian kontrasepsi Provinsi Lampung termasuk dalam kategori yang tinggi (71%) yaitu pada urutan kedua setelah Bengkulu (74%). Hal tercapai berkat Keberhasilan program KB dapat ditunjukkan dari beberapa indicator seperti pencapaian target KB baru, cakupan peserta KB Aktif terhadap PUS dan persentase peserta KB aktif Metoda Kontrasepsi Efektif Terpilih. Keluarga Berencana masih kurang dalam pengunaan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET). Bila dilihat dari cara pemakaian alat kontasepsi dapat dikatakan bahwa 51,21 % akseptor KB memilih Suntik sebagai alat kontrasepsi, 40,02 % memilih Pil, 4,93 % memilih Implant 2,72 % memilih IUD dan lainnya 1,11 %. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKET. Sehingga metode KB MKET seperti  Intra Uterine Devices (IUD), Implant, dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan WUS tentang Metode Kontrasepsi MKET di Desa Purwodadi Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah Wanita Usia Subur di Desa Purwodadi dan objek penelitian pengetahuan tentang MKET.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh Wanita Usia Subur di Desa Purwodadi berjumlah 762 orang dan pengambilan sampel sebesar 10% dari total populasi dengan tehnik simple random sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 76 orang. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur pengetahuan WUS. 
Hasil penelitian serta kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang MKET di Desa Purwodadi sebagian besar adalah dengan pengetahuan cukup sebanyak 43 orang WUS (56,58%), kurang sebanyak 21 orang (27,63%), baik sebanyak 10 orang (13,16) dan paling sedikit pengetahuan tidak baik sebanyak 2 orang WUS (2,63%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah gambaran pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Desa Purwodadi Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Tahun 2010 adalah dengan pengetahuan cukup.

Kata Kunci : Pengetahuan tentang MKET, Wanita Usia Subur

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X DAN XII TENTANG SEKS BEBAS

Dari survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRRI) yang dilakukan pada tahun 2002¬-2003 didapatkan 2,4 % atau sekitar 511.336 orang dari 21.264.000 jumlah remaja berusia 15-19 tahun dan 8,6 % atau sekitar 1.727.929 orang dari 20.092.200 remaja berusia 20-24 tahun yang belum menikah di Indonesia pernah melakukan hubungan seks pranikah dan lebih banyak terjadi pada remaja di perkotaan (5,7 %). Penelitian-penelitian lain di Indonesia juga memperkuat gambaran adanya peningkatan resiko pada perilaku seksual kaum remaja. Temuan-temuan tersebut mengindikasikan bahwa 5%-10% pria muda usia 15-24 tahun yang tidak/belum menikah, telah melakukan aktifitas seksual yang berisiko.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMK Budi Bhakti I Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur  Tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X dan XI  di SMK Budi Bhakti I Purbolinggo dan objek penelitian pengetahuan dan sikap tentang seks bebas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh siswa kelas X dan XI di SMK Budi Bhakti Purbolinggo Lampung Timur yang terdiri dari 4 kelas berjumlah 120 siswa dan pengambilan sampel dengan tehnik metode quota sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 92 orang siswa. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas X dan XI tentang seks bebas baik, sebanyak 62 siswa (67,39%),  dan sikap remaja tentang seks bebas yang mendukung atau positif sebanyak 52 siswa (56,52%).
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan siswa kelas X dan XI tentang seks bebas baik, dan sikap siswa kelas X dan XI tentang seks bebas yang mendukung atau positif.

Pengetahuan Ibu Post Partum Primipara 3-6 Hari tentang Bendungan ASI

ASI adalah makanan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. (Roesli, 2009). Pemberian ASI dapat saja terganggu apabila sang ibu mengalami gangguan saat masa menyusui. Salah satu gangguan yang dapat terjadi adalah bendungan ASI. Gangguan ini dapat menjadi lebih parah apabila dialami oleh ibu yang baru pertama kali memiliki bayi (primipara) dimana mereka belum memiliki pengalaman akan pelaksanaan menyusui ataupun pencegahan dan perawatan pada payudara agar terhindar dari masalah-masalah tersebut.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat Gambaran Pengetahuan tentang Bendungan ASI Pada Ibu Postpartum 3-6 hari Primipara di RB Mutiara Ibu Kecamatan Seputih Mataram Lampung Tengah, dengan subjek penelitian adalah ibu postpartum primipara 3-6 hari dan objek penelitian pengetahuan ibu tentang bendungan ASI.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi keseluruhan ibu postpartum 3-6 hari yang menyusui bayinya dengan paritas primipara  di RB Mutiara Ibu Kecamatan Seputih dan sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi yang ada dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling sejumlah 25 orang. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa sebagian besar dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 12 orang ibu (48,00%), pengetahuan cukup sebanyak 11 orang ibu (44,00%), pengetahuan Baik sebanyak 1 orang ibu (4,00%) dan paling sedikit pengetahuan Tidak baik sebanyak 1 orang ibu (4,00%)
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Primipara 3-6 hari tentang Bendungan ASI di RB Mutiara Ibu Kecamatan Seputih Mataram Lampung Tengah secara umum adalah dengan pengetahuan yang kurang.

Kata Kunci : Pengetahuan, primipara, bendungan ASI


Fans Page