Ads 468x60px

31 Desember, 2012

Gambaran Faktor Penyebab Akseptor Tidak Melanjutkan Penggunaan Kontrasepsi IUD

Penggunaan kontrasepsi khususnya IUD merupakan alat kontrasepsi metode efektif mekanis, mempunyai efektifitas yang cukup tinggi dalam mencegah kehamilan dengan angka kegagalan berkisar antara 1,53 / 100 wanita pertahun pertama dan menjadi rendah pada tahun berikutnya. Dari angka keefektifan tersebut, maka dengan pemakaian IUD diharapkan menekan kenaikan angka kelahiran di Indonesia sehingga akan terbentuk keluarga yang berkualitas, namun dalam kenyataannya faktor efek samping, faktor kehamilan, dan faktor ganti cara alat kontrasepsi menyebabkan akseptor tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi IUD hal ini tebukti dari data SDKI tahun 1997 jumlah PUS turun menjadi 8,1% dari 57,4% di Propinsi Lampung Tahun 2003 turun menjadi 2,67% dari 2,88%.  Di RB Al-Anies Branti Raya Natar pada tahun 2003 turun menjadi 5,3% dari 7,2%
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor penyebab akseptor tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi IUD di RB Al-Anies Branti Raya Natar pada tahun 2004.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah kuesioner dengan teknik analisa data menggunakan Persentase dan skala ukurnya adalah ordinal dan nominal. Subyek penelitian ini adalah akseptor kontrasepsi IUD yang tidak melanjutnya penggunaan IUD di RB Al Anies Branti Raya Natar sampai dengan tanggal 5 Juni 2004. Obyek penelitian adalah faktor penyebab akseptor tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi IUD. Besarnya sampel adalah seluruh populasi yaitu akseptor Kontrasepsi IUD sejak tahun 1998 yang berkunjung di RB. Al-Anies dari tanggal 15 Mei 2004 yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi IUD sampai dengan tanggal 5 Juni 2004 yaitu 20 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor efek samping yang mencakup efek samping saat pemasangan (60%) termasuk dalam kategori rendah dan efek samping dikemudian hari (80%) termasuk dalam kategori rendah sekali, disamping itu faktor kehamilan yang mencakup terjadinya kehamilan (83,33%) termasuk dalam kategori rendah sekali dan berakhirnya kehamilan (50%) termasuk dalam kategori rendah sedangkan faktor ganti cara kontrasepsi lain (40%) termasuk dalam kategori rendah.

Kata Kunci :     Faktor  Penyebab,  Akseptor, Intra  Uterine  Devices  (IUD)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

 
 

Gambaran Pengetahuan Akseptor Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang



Implant, IUD dan kontrasepsi mantap (MOW dan MOP) merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Berdasarkan data BKKBN, peserta KB Indonesia hanya meningkat 0,5% pertahun dengan peserta KB aktif metode jangka panjang sebesar 10,9%. Rendahnya pengetahuan disebabkan oleh rendahnya pendidikan, kurangnya informasi dan keadaan sosial ekonomi. Di Propinsi Lampung tahun 2008 peserta KB aktif tercatat 71,65% di Kabupaten Lampung Timur terdapat peserta KB aktif sebanyak 7.554. Sedangkan di Desa Bumi Emas terdapat akseptor non MKJP sebesar 317 orang atau 87,36%. Pada umumnya masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis namun efektifitasnya juga tinggi, seperti metode non MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yang meliputi Pil KB, dan Suntik. Sedangkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti Implant, IUD, dan Kontrasepsi Mantap (MOW dan MOP) kurang diminati.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh  mana pengetahuan akseptor tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Desa Bumi Emas Kecamatan Batanghari. Subyek penelitiannya adalah seluruh akseptor yang tidak menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Obyek Penelitian ini adalah pengetahuan tentang  Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah akseptor yang tidak menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang sebanyak 317 orang, jumlah sampel sebanyak 63 orang. Adapun tehnik pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematis yaitu setiap responden dengan kelipatan 5, pengambilan data menggunakan tehnik angket dengan alat ukur berupa kuesioner, skala yang digunakan skala ordinal, analisis yang digunakan adalah analisis univariat yang disajikan dalam bentuk diagram pie.
Hasil penelitian ini adalah pengetahuan responden tentang Kontrasepsi Jangka Panjang secara umum dalam kategori kurang, pengetahuan responden tentang kontrasepsi implant dalam kategori kurang, pengetahuan responden tentang kontrasepsi IUD dalam kategori kurang dan pengetahuan responden tentang kontrasepsi mantap dalam kategori kurang. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan rata-rata pengetahuan akseptor tentang metode kontrasepsi jangka panjang adalah dalam kategori kurang. Saran bagi pengelola Program Keluarga Berencana di Wilayah Puskesmas Pembantu Bumi Emas diharapkan agar dapat lebih pro aktif memberikan informasi pada akseptor dan calon akseptor untuk meningkatkan pengetahuan tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Kata Kunci          : Pengetahuan, Akseptor, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Daftar Bacaan     : 28 (1982 - 2009)


Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

 
 


Gambaran Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum Dengan Tindakan Operasi Seksiosesaria Terhadap Pengeluaran Lochea Dan Percepatan Penyembuhan Luka Operasi

Dahulu perawatan pasca persalinan sangat konservatif dimana pasien diharuskan tidur terlentang  selama masa nifas, sehingga terjadi adhesi antara labium mayor dan labium minor kiri dan kanan. Salah satu upaya dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal dengan menekan kerusakan seminimal mungkin pada ibu post partum, kini dilakukan konsep perawatan yang lebih aktif dengan melakukan mobilisasi dini.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tentang mobilisasi dini pada ibu post partum dengan tindakan seksiosesarea terhadap pengeluaran lochea dan percepatan penyembuhan luka operasi.
Subyek penelitian ini adalah ibu yang dirawat di RSU Ryacudu Kotabumi dengan kasus persalinan seksiosesaria pada tanggal 17 Mei sampai dengan tanggal 17 Juni 2004. Besarnya sampel adalah 7 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh dan aksidental.
Metode pengumpulan data dengan cara observasi dan dokumentasi, istrumen yang digunakan berupa cheek list. 
Hasil penelitian yang diperoleh adalah :
1.    Ibu yang melakukan mobilisasi dini ada 5 orang (71,5%), dan yang tidak melakukan ada 2 orang (28,5%)
2.    Ibu yang mengeluarkan lochea rubra dalam waktu 2 hari post partum ada 5 orang (71,5%), waktu lebih dari 2 hari post partum 2 orang (28,5%)
3.    Ibu yang mengeluarkan lochea sanguilenta dalam waktu 3 – 7 hari post partum 6 orang (85,8%).Ibu yang mengeluarkan lochea sanguilenta dalam > 7 hari post partum 1 orang (14,2%)
4.    Keadaan luka operasi pada hari ke 7 yang sembuh ada 4 orang (57,2%). Keadaan luka operasi pada hari ke 7 yang sembuh ada 3 orang (42,8%)

Kata Kunci :     Mobilisasi  Dini,  Pengeluaran  Lochea,  Percepatan  Penyembuhan 

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Luka Operasi.

Gambaran Persyaratan Minimal Fasilitas Pelayanan AKDR

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan  NKKBS  menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015. Peningkatan mutu para pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua lapangan, terutama adalah jajaran lapangan di pedesaan, baik di kota maupun di desa. Untuk itu petugas klinik terutama dokter, bidan dan para penyuluh dari segala organisasi masyarakat yang terjun sebagai ujung tombak gerakan KB harus terlebih dahulu menguasai materi untuk mendukung gerakan KB. Di Puskesmas Negara Ratu didapatkan bahwa fasilitas pelayanan  Keluarga Berencana  terutama AKDR masih minimal dan belum ada penelitian persyaratan minimal fasilitas pelayanan Keluarga Berencana. 
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tentang persyaratan minimal fasilitas pelayanan AKDR ditinjau dari tenaga, prasarana dan sarana, sistem rujukan dan pencatatan pelaporan di wilayah kerja Puskesmas Negara Ratu. 
Subyek penelitian ini adalah semua tempat pelayanan AKDR diwilayah kerja Puskesmas Negara Ratu. Obyeknya adalah persyaratan minimal fasiltias pelayanan AKDR. Besarnya sampel dalam penelitian adalah total populasi atau seluruh tempat pelayanan sebanyak 10 tempat pelayanan AKDR.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif. Pengumpulan data diambil secara langsung dengan menggunakan metode observasi dan dokumentasi dengan alat ukur check list. Dimana pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus


Hasil penelitian yang diperoleh, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Persyaratan minimal fasilitas pelayanan AKDR ditinjau dari tenaga pada tempat pelayanan AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara adalah 73,3%.
2.    Persyaratan minimal fasilitas pelayanan AKDR ditinjau dari sarana pada tempat pelayanan AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara adalah 65,5%.
3.    Persyaratan minimal fasilitas pelayanan AKDR ditinjau dari sistem rujukan pada tempat pelayanan AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara adalah 45%.
4.    Persyaratan minimal fasilitas pelayanan AKDR ditinjau dari pencatatan dan pelaporan pada tempat pelayanan AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara adalah 70%.

Kesimpulan penelitian ini adalah Persyaratan minimal fasilitas pelayanan AKDR pada semua tempat pelayanan AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara rata – rata adalah 65,9%.

Kata Kunci : Persyaratan Minimal, Fasilitas Pelayanan AKDR

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

 
 


Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Mastitis Pada Ibu Post Partum

Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting susu lecet atau nyeri sekitar 57% dari ibu-ibu yang menyusui di laporkan pernah menderita kelecetan pada putingnya dan payudara bengkak. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ke-3 dan ke-4 setelah melahirkan, karena terdapat sumbatan pada 1 atau lebih duktus laktiferus dan mastitis serta abses payudara yang merupakan kelanjutan atau komplikasi dari mastitis yang disebabkan karena meluasnya peradangan payudara. Mastitis dan abses payudara terjadi pada semua populasi, insiden yang dilaporkan bervariasi dari sedikit sampai 33% wanita menyusui, tetapi biasanya dibawah 10%, berdasarkan prasurvey yang dilakukan di BPS Dwi Yuliani Seputih Banyak didapatkan ada 11 orang ibu postpartum yang terkena mastitis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mastitis pada ibu post partum di BPS Dwi Yuliani Seputih Banyak. Dilihat dari pemberian ASI yang tidak adekuat, pengetahuan ibu, puting lecet, status gizi dan payudara bengkak.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan subyek penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang terkena mastitis serta obyek penelitian adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mastitis pada ibu post partum di BPS Dwi Yuliani Seputih Banyak pada bulan Januari - Mei 2007. Penelitian ini menggunakan cara pengambilan sampel jenuh karena sampel yang diambil hanya berjumlah 11 orang ibu post partum yang terkena mastitis.
Alat pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner dan skala ukurnya ordinal dan nominal. Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mastitis pada ibu post partum di lihat dari faktor pemberian ASI adekuat, faktor pengetahuan ibu, faktor puting lecet, faktor status gizi, dan payudara bengkak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, secara umum (72,7%) dari 11 orang ibu post partum yang mengalami mastitis disebabkan oleh pemberian ASI yang tidak adekuat, (54,6%) oleh pengetahuan ibu, (63,6%) dari puting lecet, (72,7%) oleh status gizi dilihat dari anemia, (54,6%) oleh payudara bengkak.
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis didapatkan bahwa pemberian ASI tidak adekuat dan anemia merupakan faktor penyebab paling besar yaitu 72,7%.

Kata Kunci    :    Postpartum, Penyebab, Mastitis

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Faktor-faktor yang menyebakan kurangnya akseptor KB kondom

Perkembangan partisipasi pria dalam KB, khususnya kondom, selama kurun waktu 12 tahun terakhir belum memperlihatkan kenaikan bahkan tidak mengalami kenaikan sama sekali. Hal ini dapat dilihat dalam angka-angka pencapaian kondom tahun 1991 sebesar 0,8 %. Tahun 1994 sebesar 0,9 % tahun 1997 sebesar 0,7 % dan tahun 2003 sebesar 0,9 %. Kecenderungan kian meningkatnya penyebaran penyakit kelamin akibat prilaku seksual yang berganti-ganti pasangan, dan IMS akan meningkatkan resiko menularkan maupun tertular HIV, kini promosi akan kondom ditekankan pada dua fungsi yaitu sebagai alat kontrasepsi dan pencegah infeksi HIV atau penyakit kelamin lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang faktor-faktor  yang menyebabkan kurangnya akseptor KB kondom di Puskesmas Banjarsari Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara.
Subjek penelitian ini untuk seluruh PUS di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara, tahun 2007. Objek penelitian KB kondom, besarnya sampel adalah 146 responden, pengambilan sampel menggunakan teknik sampel random sampling.
Penelitian ini bersifat deskriptif dimana hasil penelitian  yang menyajikan gambaran tentang faktor-faktor yagn menyebabkan kurangnya akseptor KB kondom di Puskesmas Banjarsari Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor-faktor yagn menyebabkan di dapat  dari 146 responden yaitu berdasarkan tingkat pendidikan PUS yang terbanyak untuk SLTA sebesar 67 responden (45,89%), sosial budaya dengan dukungan responden yang tidak mendukung untuk memakai kondom sebesar 98 responden (67,12%) dan tingkat pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi kondom sebesar 76 responden (52,05%).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya akseptor KB kondom adalah PUS dengan tingkat pendidikan SLTA, PUS dengan tingkat sosial budaya yang tidak mendukung untuk memakai kondom, dan PUS dengan tingkat pengetahuan kategori cukup.

Kata Kunci : Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya, akseptor KB kondom

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Tidak Teraturnya Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Tingkat IIB Program Studi Kebidanan

Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal yang terjadi secara siklik. Ia akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau idak haid sama sekali. Salah satu penyebab infertilitas wanita antara lain dilihat dari riwayat menstruasinya, apakah siklus menstruasinya teratur. Kelainan fase luteal siklus menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting. Hal ini bisa terlihat dari data hasil studi pendahuluan terhadap 39 mahasiswa Tingkat IIB Program Studi Kebidanan Metro dimana dari 39 mahasiswa didapatkan 22 mahasiswa yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus menstruasi pada mahasiswa Tingkat IIB Program Studi Kebidanan Metro.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Tingkat IIB Program Studi Kebidanan Metro dan objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus menstruasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh yaitu seluruh Mahasiswa Tingkat IIB yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur berjumlah 22 mahasiswa, pengambilan data dengan menggunakan metode wawancara dengan alat ukur berupa kuesioner dengan jumlah 15 soal dan pengukurannya menggunakan skala ordinal.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 22 responden, didapatkan data faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus menstruasi adalah kelompok usia 19 tahun 50%, keadaan psikologis (stres) 54,55% dan 81,82% responden yang tidak mengkonsumsi gizi seimbang.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus menstruasi yang terbanyak adalah dari faktor gizi.

Kata Kunci : Faktor-Faktor, Tidak Teratur, Siklus Menstruasi 

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pre Menstrual Syndrom (PMS) Pada Wanita Usia 25-35 Tahun

Masalah Pre Menstrual Syndrom (PMS) yang dialami oleh wanita menjelang menstruasi bisa membuat penderitanya merasa sangat sengsara. Di Indonesia kurang lebih 85% gejala Pre Menstrual Syndrom (PMS) dialami oleh  wanita usia produktif. Gejala yang dialami bisa berupa gangguan fisik berupa nyeri perut, nyeri payudara, pusing, sakit punggung. Sedangkan gangguan mental berupa mudah tersinggung dan sensitif. Di Kabupaten Lampung Tengah  tepatnya di Kampung Tangul Angin di temukan 24 orang mengalami Pre Menstrual Syndrome (PMS). Menghadapi gejala tersebut mereka merasa resah, was-was dan terganggu, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Pre Menstrual Syndrom (PMS) pada wanita usia 25-35 tahun.
Tujuan penelitian adalah diperolehnya gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada wanita usia 25-35 tahun di Kampung Tanggul Angin Wilayah Puskesmas Punggur. Jenis penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia 25-35 tahun yang berjumlah 24 orang. Sebagai sampel adalah total populasi atau wanita usia 25-35 tahun yang mengalami Pre Menstrual Syndrome (PMS). Objeknya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Pre Menstrual Syndrome (PMS) dan subjeknya adalah wanita usia 25-35 tahun. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yaitu kuisioner. Data diolah dan dianalisis dengan univariat berupa tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Pre Menstrual Syndrome pada wanita usia 25-35 tahun di dapat faktor paritas ditemukan 12,5% responden belum mempunyai anak, 58,3% responden dengan primigrafida, 29,2% responden dengan multigrafida. Dari faktor usia ditemukan 41,6% responden dengan usia 25-30 tahun, 58,4% responden dengan paritas 31-35 tahun sedangkan faktor diet ditemukan 100% responden mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi gula dan garam, makanan berlemak, minuman yang mengandung kopi, teh dan coklat, serta minuman bersoda.
Kesimpulan dari faktor faritas, Pre Menstrual Syndrom banyak dialami oleh wanita dengan primigrafida, dari faktor usia banyak dialami oleh wanita dengan usia 31-35 tahun dan dari faktor diit Pre Menstrual Syndrom banyak dialami oleh wanita dengan pola nutrisi yang dikonsumsi meliputi tinggi gula, tinggi garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, tinggi lemak.

Kata Kunci : Pre Menstrual Syndrom, Wanita 

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Konsumsi Tablet Fe Pada Ibu Hamil

Defisiensi zat besi merupakan penyebab anemia gizi yang paling lazim. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%. Anemia defisiensi besi dapat dicegah dengan pemberian suplemen tambah darah. Prosentase ibu hamil yang minum tablet Fe di Propinsi Lampung sesuai anjuran ternyata relatif kecil yaitu 18,8%. Di Kota Metro cakupan kualitas sering mengalami penurunan, prosentase tertinggi punurunan cakupan Fe1 ke cakupan Fe3 di Puskesmas Ganjar Agung (26,22%). Rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu hamil disebabkan oleh beberapa faktor,  antara lain : efek dari pemakaian tablet Fe, kurangnya pengetahuan ibu tentang tablet Fe, kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat Tahun 2007.
            Subjek  dalam penelitian ini adalah Ibu Hamil trimester dua dan trimester tiga. Objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi tablet Fe. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 ibu hamil trimester dua dan tiga. Sampel dalam penelitian ini semua dari populasi atau sampel jenuh. Desain atau rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang menggambarkan variabel penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu hamil. Pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode wawancara dengan panduan kuesioner. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat yang di lakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, yaitu menggambarkan prosentase dari faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu hamil.
    Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Ganjar Agung termasuk dalam kategori rendah sebesar 56,25 %. Faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu hamil ditinjau dari efek samping sebesar 34,4 %, ditinjau dari pengetahuan sebesar 62,5 %,  dan ditinjau dari kepatuhan sebesar 78,1 %.

Kata Kunci : Konsumsi Tablet Fe, Ibu hamil




Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Keikutsertaan Suami Menjadi Akseptor Keluarga Berencana (KB)

Program Keluarga Berencana adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam mencapai tujuan reproduksi mereka, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya keikutsertaan suami untuk menjadi akseptor KB karena peserta KB aktif yang menggunakan alat kontrasepsi terutama pihak pria atau suami masih sangat sedikit jumlahnya yaitu sekitar 1,3% (SDKI 2002-2003) sedangkan di Desa Haduyang dengan jumlah akseptor KB 857 PUS didapatkan yang menggunakan alat kontrasepsi kondom hanya 12 PUS dan tidak ada yang menggunakan alat kontrasepsi berupa vasektomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan suami PUS mengenai alat kontrasepsi, pendidikan suami PUS, dukungan tenaga kesehatan, sosial budaya yang mempengaruhi suami PUS menjadi akseptor KB di Desa Haduyang Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2007.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dimana hasil penelitiannya terbatas untuk  menyajikan gambaran tentang pengetahuan, pendidikan, dukungan tenaga kesehatan, sosial budaya, suami PUS di Desa Haduyang. Subjek dalam penelitian ini adalah suami PUS di Desa Haduyang Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 857 PUS dan pengambilan sampel dengan metode acak sederhana dengan jumlah 10% dari populasi yaitu 86 PUS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan suami PUS di Desa Haduyang yaitu 61,39% masuk dalam kategori cukup dan pendidikan suami PUS sebagian besar dalam jenjang pendidikan dasar yaitu SD dan SMP sebanyak 53 orang (61,63%) dan sebagian besar suami PUS tidak mendapat dukungan dari tenaga kesehatan sebanyak 51 orang (59,30%) dari faktor sosial budaya suami PUS yang tidak mendapat dukungan untuk menjadi akseptor KB sebanyak 45 orang (52,32%) dari seluruh responden.  
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa rendahnya keikutsertaan suami menjadi akseptor KB di Desa Haduyang adalah karena dari faktor sosial budaya/lingkungan desa tersebut yang beranggapan hanya kaum istri saja yang perlu ber KB kaum pria belum atau tidak penting untuk berpartisipasi dalam program KB, juga rumor yang beredar di masyarakat yaitu kontrasepsi pria dapat mengganggu dalam melakukan hubungan seksual. Selain itu juga pendidikan suami PUS yang rendah dan kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan dalam memberikan informasi pelayanan dan bimbingan kepada suami PUS yang menyebabkan rendahnya keikutsertaan suami PUS di Desa Haduyang.

Kata Kunci    :    Keikutsertaan Suami, Akseptor KB, Pengetahuan, Pendidikan, Dukungan Tenaga Kesehatan, Sosial Budaya.

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan Akseptor Baru Keluarga Berencana Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan pertumbuhan penduduk. Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kuantitas Sumber Daya Manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa  telah di laksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan Keluarga Berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan Keluarga Berencana tidak dilakukan secara bersamaan dengan pembangunan ekonomi, di khawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan Akseptor baru Keluarga Berencana alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Kemiling berdasarkan faktor kesadaran, dukungan suami paritas, tingkat pendidikan.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deksriptif dengan menggunakan instrumen penelitian kuesioner, pengukuran variabel dengan menggunakan skala ordinal dan interval dimana hasil penelitian yang menyajikan gambaran tentang faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan akseptor baru keluarga berencana, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Kemiling Bandar Lampung.
Subyek penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah pasangan usia subru yang belum menjadi akseptor Keluarga Berencana. Obyek penelitian adalah faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan akseptor baru KB AKDR yang meliputi faktor kesadaran, faktor dukungan suami, faktor faritas, faktor tingkat pendidikan, dengan populasi sebanyak 600 orang dan sampel yang diambil adalah 10% dari total populasinya yaitu 60 orang pasangan usia subur dengan menggunakan tehnik random sampling.
Hasil Penelitian ini disimpulkan b,ahwa faktor kesadaran 65%, faktor dukungan suami yang tidak mendukung 65%, faktor paritas dengan jumlah anak 2 orang 56,67% dan faktor tingkat pendidikan yang paling banyak pendidikan SMP 60%, sehingga menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan Akseptor Baru KB AKDR di Puskesmas Kemiling Bandar Lampung.

Kata  Kunci :Faktor-faktor, mempengaruhi, Akseptor Baru AKDR

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Akseptor IUD

Sejak Pelita V Program Keluarga Berencana (KB) Adalah Gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudidayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu dan sumber daya manusia Indonesia. IUD (Intra Uterine Devices) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk menjarangkan kelahiran anak. Berdasarkan data pra survey bahwa pemakaian KB IUD di Desa Rejo Binangun Kecamatan Raman Utara dibandingkan dengan data yang lainnya didapatkan KB IUD sebanyak 30 orang (5%).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya akseptor IUD di Desa Rejo Binangun Kecamatan Raman Utara Lampung Timur dilihat dari usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, pekerjaan dan agama (diperbolehkan atau tidak diperbolehkan dalam penggunaan kontrasepsi IUD.
Jenis penelitian ini adalah deskriftif, populasinya adalah seluruh akseptor KB Non MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) seperti pil KB dan suntik sebanyak 266 orang, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Random Sampling diambil 25% dari total populasi sehingga didapatkan responden sebanyak 67 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan alat ukur berupa kuesioner, analisis data pada penelitian menggunakan analisis univariate, dengan hasil ukur berupa persentase.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi rendahnya akseptor IUD di Desa Rejo Binangun Kecamatan Raman Utara yang didapat dari 67 akseptor yaitu berdasarkan usia yang terbanyak pada usia lebih dari 30 tahun sebanyak 30 orang (56,72%), berdasarkan tingkat pendidikan ibu yang terbanyak adalah pendidikan dasar sebanyak 39 orang ( 58,21%), berdasarkan tingkat ekonomi yang terbanyak adalah ekonomi rendah sebanyak 50 orang (74,63%) berdasarkan pekerjaan ibu yang terbanyak adalah sebagai petani sebanyak 42 orang (62,69%), sedangkan berdasarkan agama tentang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan dalam penggunaan kontrasepsi yang terbanyak adalah diperbolehkan dalam penggunaan IUD sebanyak 56 orang (83,58%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi rendahnya akseptor IUD yang tertinggi adalah faktor ekonomi rendah ada 50 orang (74,63%) dan yang terendah adalah tingkat pendidikan dasar ibu ada 39 orang (55,23%)

Kata Kunci:Faktor-faktor, Rendahnya Akseptor IUD (Intra Uterine Devices).

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Kurang Dari 6 Bulan

Peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin sejak masih  bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena ASI mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini dalam waktu jangka panjang akan mengakibatkan anak kurang gizi sehingga dapat mempengaruhi perkembangan otak. Berdasarkan pra survey jumlah bayi yang berusia kurang dari 6 bulan dan telah diberikan makanan pendamping ASI berjumlah 102 bayi (96,20%)
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan, ditinjau dari faktor sosial budaya, psikologis, promosi makanan pendamping ASI, dan Petugas kesehatan. Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi kurang dari 6 bulan yang telah  memberikan makanan pendamping ASI. Obyek pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah ibu yang memiliki bayi yang berusia kurang dari 6 bulan yang telah memberikan makanan pendamping ASI dan sampel dalam penelitian ini adalah 25% dari jumlah ibu yang memiliki bayi yang berusia kurang dari 6 bulan dan telah memberikan makanan pendamping ASI diwilayah kerja Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro Utara sebanyak 25 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket menggunakan instrumen pengumpulan data kuesioner, terdiri dari 20 pertanyaan yang dibagi kedalam 4 sub variabel dan masing- masing sub variabel terdiri dari 5 pertanyaan. Pengukuran penelitian ini menggunakan skala Nominal.  
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan sosial budaya mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan dengan persentase 61,6%, 64% psikologis tidak mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI, 56% promosi makanan pendamping ASI tidak mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI, dan 65, 6% pengaruh utama pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan adalah petugas kesehatan.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan karena adanya pengaruh dari sosial budaya dengan persentase 61,6% dan 65,6% pengaruh dari petugas kesehatan dan tidak adanya pengaruh psikologis, promosi makanan pendamping ASI. Dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan.

Kata Kunci    : Faktor yang mempengaruhi, Pemberian Makanan Pendamping ASI, Bayi kurang dari 6 bulan.

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Ikterus pada Neonatus

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Penanganan bayi yang tidak adekuat merupakan salah satu penyebab terjadinya ikterus neonatorum, yang dapat menimbulkan kejang demam. Di RS. Dr. Sardjito terdapat 24% neonatus yang meninggal dunia karena terkait hiperbilirubin dan di Lampung terdapat 15,38% bayi yang mengalami ikterus neonatorum sejak lahir. Kejadian ikterus di RSUD A. Yani Metro  menduduki peringkat ke empat dalam satu tahun yakni 17,29%. Tingginya kejadian ikterus dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan afiksia pada neonatus maka dapat dibuat rumusan masalah, apakah ada hubungan antara masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan asfiksia dengan ikterus pada neonatus di RSUD A. Yani Metro tahun 2008?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi neonatus yang mengalami ikterus, selanjutnya dari neonatus yang mengalami ikterus diketahui proporsi berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan (masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan asfiksia) dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara ikterus dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus di RSUD A. Yani Metro tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi 185 neonatus yang dirawat di RSUD A. Yani Metro. Besarnya sampel ditentukan dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan tabel krechji sehingga diperoleh sampel 127 neonatus. Kemudian teknik pengambilan sampel dengan random sampling acak sederhana dan menggunakan instrument penelitian berupa chek list, data diperoleh dengan cara studi dokumentasi. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 22,8% (29 neonatus) yang mengalami ikterus, terdapat 35,43% (45 neonatus) memiliki masa gestasi < 37 minggu dan > 42 minggu, 30,71% (39 neonatus) memiliki berat badan lahir < 2500 gram dan > 4000 gram, 8,66% (11 neonatus) dilahirkan secara tidak spontan dan 25,20% (32 neonatus) mengalami asfiksia. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara faktor-faktor dengan kejadian ikterus yaitu masa gestasi (p-value 0,001 dan OR 10,248), berat badan lahir (p-value 0,001 dan OR 9,240), jenis persalinan (p-value 0,025 dan OR 4,852) dan asfiksia (p-value 0,001 dan OR 54,000).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan bayi yang ikterus dengan masa gestasi < 37 minggu dan > 42 minngu, berat badan lahir < 2500 gram dan > 4000 gram, dilahirkan secara tidak spontan dan mengalami asfiksia. Terdapat hubungan antara faktor masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan asfiksia dengan kejadian ikterus pada neonatus. Dari penelitian ini diharapkan petugas kesehatan mampu meningkatkan kualitas pelayanan pada neonatus dan upaya pencegahan serta deteksi dini kejadian ikterus pada neonatus.

Kata kunci    : masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan, asfiksia, ikterus
Daftar bacaan    : 29 (2002-2009)  

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita

Gizi kurang merupakan penyebab utama kematian bayi dan anak-anak, kekurangan gizi merupakan titik awal terjadinya gizi buruk. Kekurangan gizi dapat berdampak pada pertumbuhan fisik maupun mental, rawan terhadap infeksi, dan kecerdasan terganggu. Tahun 2008 di wilayah kerja Puskesmas Iringmulyo terdapat 100 orang balita yang mengalami gizi kurang.  Faktor-faktor penyebab gizi kurang diantaranya adalah kurang mendapat asupan nutrisi yang seimbang, menderita penyakit infeksi, tidak cukup persediaan pangan di rumah tangga, pola asuh yang kurang memadai, akses pelayanan kesehatan terbatas, sanitasi/kesehatan lingkungan yang kurang baik, minimnya tingkat pendidikan dan pengatahuan ibu, rendahnya tingkat sosial ekonomi keluarga, tidak diberinya ASI eksklusif, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan jumlah anggota keluarga banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran balita yang mengalami gizi kurang, gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi kurang, hubungan antara pengetahuan ibu, tingkat ekonomi ASI eksklusif, jarak kelahiran dan jumlah anggota keluarga dengan kejadian gizi kurang pada balita.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Iringmulyo yaitu 2020 balita. Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 322 balita, tekhnik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Tekhnik pengumpulan data dengan angket dan menjawab kuesioner. Analisis data pada penelitian menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian yang diperoleh balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 9,6%, ibu berpengetahuan kurang 25,5%, ekonomi keluarga rendah 28%, tidak ASI eksklusif 46,9%, jarak kelahiran dekat 21,7%, jumlah anggota keluarga banyak 18,3%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p sebesar 0,000 untuk semua variabel. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan kejadian gizi kurang pada balita, ada hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dengan kejadian gizi kurang pada balita, ada hubungan antara ASI eksklusif dengan kejadian gizi kurang pada balita, ada hubungan antara jarak kelahiran dengan kejadian gizi kurang pada balita, ada hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan kejadian gizi kurang pada balita. Diharapkan pada Puskesmas Iringmulyo untuk lebih meningkatkan peran serta masyarakat dan kader untuk mendukung dan mengawasi dalam pencegahan dan penanganan pada balita gizi kurang.    

Kata Kunci    : Gizi, kurang, balita
Daftar bacaan    :  30 (1986-2008)

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


Faktor-Faktor Rendahnya Penggunaan Implant Di Kelurahan

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi masalah pertumbuhan penduduk. Gerakan Keluarga Berencana Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia Dalam program ini salah satu tujuannya adalah menjarangkan kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi. Salah satu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah implant, yaitu suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silatic-silicone dan disusukkan di bawah kulit. Implant berdaya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), tidak membutuhkan pemeriksaan dalam dan tidak mengganggu kegiatan senggama. Selain itu implant dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang faktor-faktor rendahnya penggunaan implant di Kelurahan Imopuro melalui variabel faktor ekonomi ibu akseptor implant, faktor pendidikan ibu akseptor implant, faktor usia  ibu akseptor implant dan faktor paritas ibu akseptor implant.
Hasil penelitian yang dilakukan adalah tingkat ekonomi yaitu sebagian besar responden berpenghasilan rendah (< Rp. 750.000,-) yaitu 44 responden (49,4%) dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 89 ibu akseptor KB selain implant, tingkat Pendidikan sebagian besar responden berpendidikan Menengah (SLTP dan SLTA) yaitu 80 responden (89,9%) dari keseluruhan 89 ibu akseptor KB selain implant, tingkat Usia sebagian besar responden berusia (20-30 tahun) yaitu 45 (50,6%) responden dari keseluruhan 89 ibu akseptor KB selain implant dan tingkat Paritas sebagian besar responden yaitu 40 (44,9%) memiliki paritas sedang (2-3 anak) dari keseluruhan 89 ibu akseptor KB selain implant.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor paritas dan faktor usia mempengaruhi rendahnya penggunaan implant di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat.

Kata Kunci : Faktor-Faktor Rendahnya, Penggunaan Implant.

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

Faktor-faktor Rendahnya Kunjungan Balita di Posyandu

Posyandu merupakan satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari oleh untuk dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memperdayakan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor rendahnya kunjungan balita di Posyandu Nusa Indah Desa Bandarejo Kecamatan Natar, ditinjau dari faktor pendidikan, ekonomi dan pekerjaan.
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif, subjek penelitian ini adalah ibu-ibu yang tidak membawa balitanya, objek penelitian ini adalah faktor-faktor rendahnya kunjungan balita di Posyandu Nusa Indah Kecamatan Natar Lampung Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang membawa balitanya ke Posyandu Nusa Indah yang berjumlah 56 orang dan sampel yang diambil sebanyak 34 orang dari populasi.
Tehnik pengumpulan data menggunakan angket dan alat ukur berupa kuesioner. Analisis data pada penelitian menggunakan analisis univariat. Dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, dengan hasil ukur berupa presentase.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor rendahnya kunjungan balita di Posyandu Nusa Indah Kecamatan Natar ditunjukkan dengan faktor tingkat pendidikan yang paling banyak adalah ibu dengan tingkat pendidikan rendah (SD, SMP) yaitu 24 orang (70,6%) berdasarkan tingkat ekonomi yang terbanyak adalah ibu dengan tingkat ekonomi rendah yaitu 31 orang (91,1%) dan berdasarkan pekerjaan ibu yang terbanyak adalah petani yaitu 17 orang (50%).
Kesimpulan dari penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan balita di Posyandu Nusa Indah Kecamatan Natar Lampung Selatan, menunjukkan bahwa faktor yang terbesar adalah faktor ekonomi dan faktor yang terkecil adalah faktor pekerjaan. Saran dalam penelitian ini, kepada bidan desa agar dapat memberikan informasi tentang kunjungan balita dan ibu-ibu dapat lebih aktif untuk meningkatkan rendahnya kunjungan balita di Posyandu Nusa Indah Kecamatan Natar Lampung Selatan.

Kata Kunci : Kunjungan Balita, Posyandu

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

07 November, 2012

Paket Jasa Pembuatan KTI-SKRIPSI Online

PAKET PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH SKRIPSI
“BASCOM METRO”


Paket
Layanan  Jasa
Produk
Paket
A
Rp. 100.000,-
Karya Tulis Ilmiah/Skripsi lengkap proposal + hasil penelitian yang sudah jadi sesuai dengan daftar judul yang telah disediakan

CD data KTI/Skripsi Lengkap
Untuk data berupa soft copy atau kirim via email hanya Rp. 50.000,-
Paket
B
300.000,-
Pembuatan Proposal KTI/Skripsi dengan judul baru sesuai dengan keinginan pemesan lengkap dari awal sampai dengan lampiran dengan konsultasi awal (1 kali saat penyerahan) tanpa konsultasi lanjutan
·         Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
·         Referensi selain buku (internet, jurnal, dll disediakan)

  •  CD data Proposal Lengkap
  • Hardcopy (print out) Proposal lengkap (1 kali  saat penyerahan awal)
  • Print out sumber dari internet + jurnal

Paket
C
Rp. 500.000,-
Pembuatan Proposal KTI/Skripsi dengan judul baru sesuai dengan keinginan pemesan lengkap dari awal sampai lampiran dengan + konsultasi sampai dengan proposal ACC sidang
·         Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
·         Referensi selain buku (internet, jurnal, dll disediakan)

·         CD data Proposal  Lengkap
·         Hardcopy proposal (print out) 1 kali saat penyerahan awal selanjutnya jika terdapat perbaikan dicetak sendiri
·         Print out sumber dari internet + jurnal
Paket
D
Rp. 750.000,-
Pembuatan Proposal KTI/Skripsi dengan judul baru sesuai dengan keinginan pemesan lengkap dari awal sampai lampiran dengan + konsultasi sampai dengan proposal ACC sidang
· Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
· Referensi selain buku (internet, jurnal, dll disediakan)
·         CD data Proposal  Lengkap
·         Hardcopy proposal (print out) sampai dengan ACC sidang tidak terbatas sesuai dengan proses konsultasi
·         Print out sumber dari internet + jurnal
Paket
E
Rp. 400.000,-
Pembuatan hasil penelitian KTI/Skripsi dengan judul baru sesuai dengan keinginan pemesan, lengkap dari awal sampai dengan lampiran dengan konsultasi awal (1 kali saat penyerahan) tanpa konsultasi lanjutan
(Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
· Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
·Referensi selain buku (internet, jurnal, dll disediakan)
·         CD data Hasil penelitian Lengkap
·         Hardcopy (print out) hasil penelitian lengkap 1 kali saat penyerahan awal
·         Print out sumber dari internet + jurnal
Paket
F
Rp. 500.000,-
Pembuatan hasil penelitian KTI/Skripsi dengan judul baru sesuai dengan keinginan pemesan, lengkap dari awal sampai dengan lampiran + konsultasi sampai dengan proposal ACC sidang

(Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
·         Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
·         Referensi selain buku (internet, jurnal, dll disediakan)

·         CD data hasil penelitian Lengkap
·         Hardcopy proposal (print out) 1 kali saat penyerahan awal selanjutnya dicetak sendiri
·         Print out sumber dari internet + jurnal
Paket
G
Rp. 750.000,-
Pembuatan Hasil penelitian KTI/Skripsi dengan judul baru sesuai dengan keinginan pemesan, lengkap dari awal sampai dengan lampiran + konsultasi sampai dengan proposal ACC sidang
(Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan penesan)
·         Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
·         Referensi selain buku (internet, jurnal, dll disediakan)

·         CD data Hasil penelitian  Lengkap
·         Hardcopy hasil penelitian (print out) sampai dengan ACC sidang tidak terbatas sesuai dengan proses konsultasi
·         Print out sumber dari internet + jurnal
Paket
FULL
Rp. 1.500.000,-
Untuk KTI

Rp. 2.000.000,-
Untuk Skripsi
Pembuatan KTI/Skripsi lengkap (proposal dan hasil penelitian) dengan judul baru sesuai dengan keinginan pemesan, lengkap dari awal sampai dengan lampiran dengan konsultasi sampai dengan selesai atau ACC sidang
·         Referensi buku terima jadi atau dengan referensi sesuai keinginan pemesan*)
·         Referensi selain buku (internet, jurnal, dll disediakan)

·         CD data KTI/Skripsi Lengkap
·         Hardcopy (print out) KTI/Skripsi disediakan sesuai dengan hasil konsultasi sampai dengan selesai
·         Konsultasi perbaikan dan pencetakan hasil tidak dibatasi sampai dengan ACC Jilid
·         Print out sumber dari internet + jurnal

Paket
H
Rp. 300.000,-
Jasa konsultasi pembuatan proposal dan skripsi sampai dengan selesai 
·         Konsultasi penyusunan dan perbaikan tanpa print out (perbaikan dikerjakan sendiri oleh pemesan)

Paket
I
Rp. 300.000,-
Jasa edit pengetikan KTI/Skripsi sesuai dengan standar kampus tepat kuliah masing-masing pemesan
·         CD data KTI/Skripsi Lengkap
·         Hardcopy (print out) KTI/Skripsi 1 kali
Paket
HI
Rp. 500.000,-
·   Jasa konsultasi pembuatan proposal dan hasil penelitian sampai dengan selesai 
·     Jasa edit pengetikan KTI sesuai dengan standar kampus tepat kuliah masing-masing pemesan
·         Konsultasi penyusunan dan perbaikan
·         Edit pengetikan + print out 1 kali (jika masih terdapat perbaikan tetap mendapatkan jasa konsultasi namun perbaikan dan print out selanjutnya dikerjakan sendiri)
·         CD data KTI/Skripsi Lengkap

PILIH SESUAI DENGAN KEINGINAN ANDA
*   Buku referensi disesuaikan dengan keinginan pemesan sesuai dengan buka yang dimiliki pemesan, kami tidak menyediakan atau menjual buku referensi.

JIKA ANDA BERMINAT MENGGUNAKAN JASA KAMI SILAHKAN KLIK TOMBOL "PESAN KTI" DIBAWAH INI


Fans Page