Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Penanganan bayi yang tidak adekuat merupakan salah satu penyebab terjadinya ikterus neonatorum, yang dapat menimbulkan kejang demam. Di RS. Dr. Sardjito terdapat 24% neonatus yang meninggal dunia karena terkait hiperbilirubin dan di Lampung terdapat 15,38% bayi yang mengalami ikterus neonatorum sejak lahir. Kejadian ikterus di RSUD A. Yani Metro menduduki peringkat ke empat dalam satu tahun yakni 17,29%. Tingginya kejadian ikterus dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan afiksia pada neonatus maka dapat dibuat rumusan masalah, apakah ada hubungan antara masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan asfiksia dengan ikterus pada neonatus di RSUD A. Yani Metro tahun 2008?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi neonatus yang mengalami ikterus, selanjutnya dari neonatus yang mengalami ikterus diketahui proporsi berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan (masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan asfiksia) dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara ikterus dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus di RSUD A. Yani Metro tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi 185 neonatus yang dirawat di RSUD A. Yani Metro. Besarnya sampel ditentukan dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan tabel krechji sehingga diperoleh sampel 127 neonatus. Kemudian teknik pengambilan sampel dengan random sampling acak sederhana dan menggunakan instrument penelitian berupa chek list, data diperoleh dengan cara studi dokumentasi. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 22,8% (29 neonatus) yang mengalami ikterus, terdapat 35,43% (45 neonatus) memiliki masa gestasi < 37 minggu dan > 42 minggu, 30,71% (39 neonatus) memiliki berat badan lahir < 2500 gram dan > 4000 gram, 8,66% (11 neonatus) dilahirkan secara tidak spontan dan 25,20% (32 neonatus) mengalami asfiksia. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara faktor-faktor dengan kejadian ikterus yaitu masa gestasi (p-value 0,001 dan OR 10,248), berat badan lahir (p-value 0,001 dan OR 9,240), jenis persalinan (p-value 0,025 dan OR 4,852) dan asfiksia (p-value 0,001 dan OR 54,000).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan bayi yang ikterus dengan masa gestasi < 37 minggu dan > 42 minngu, berat badan lahir < 2500 gram dan > 4000 gram, dilahirkan secara tidak spontan dan mengalami asfiksia. Terdapat hubungan antara faktor masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan asfiksia dengan kejadian ikterus pada neonatus. Dari penelitian ini diharapkan petugas kesehatan mampu meningkatkan kualitas pelayanan pada neonatus dan upaya pencegahan serta deteksi dini kejadian ikterus pada neonatus.
Kata kunci : masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan, asfiksia, ikterus
Daftar bacaan : 29 (2002-2009)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi neonatus yang mengalami ikterus, selanjutnya dari neonatus yang mengalami ikterus diketahui proporsi berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan (masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan asfiksia) dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara ikterus dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus di RSUD A. Yani Metro tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi 185 neonatus yang dirawat di RSUD A. Yani Metro. Besarnya sampel ditentukan dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan tabel krechji sehingga diperoleh sampel 127 neonatus. Kemudian teknik pengambilan sampel dengan random sampling acak sederhana dan menggunakan instrument penelitian berupa chek list, data diperoleh dengan cara studi dokumentasi. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 22,8% (29 neonatus) yang mengalami ikterus, terdapat 35,43% (45 neonatus) memiliki masa gestasi < 37 minggu dan > 42 minggu, 30,71% (39 neonatus) memiliki berat badan lahir < 2500 gram dan > 4000 gram, 8,66% (11 neonatus) dilahirkan secara tidak spontan dan 25,20% (32 neonatus) mengalami asfiksia. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara faktor-faktor dengan kejadian ikterus yaitu masa gestasi (p-value 0,001 dan OR 10,248), berat badan lahir (p-value 0,001 dan OR 9,240), jenis persalinan (p-value 0,025 dan OR 4,852) dan asfiksia (p-value 0,001 dan OR 54,000).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan bayi yang ikterus dengan masa gestasi < 37 minggu dan > 42 minngu, berat badan lahir < 2500 gram dan > 4000 gram, dilahirkan secara tidak spontan dan mengalami asfiksia. Terdapat hubungan antara faktor masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan dan asfiksia dengan kejadian ikterus pada neonatus. Dari penelitian ini diharapkan petugas kesehatan mampu meningkatkan kualitas pelayanan pada neonatus dan upaya pencegahan serta deteksi dini kejadian ikterus pada neonatus.
Kata kunci : masa gestasi, berat badan lahir, jenis persalinan, asfiksia, ikterus
Daftar bacaan : 29 (2002-2009)
Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA