Asfiksia pada bayi baru lahir menyebabkan hipoksia, jika tidak mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat akan berakhir pada kematian bayi baru lahir. Angka kejadian asfixia menurut WHO pada tahun 2009 di dunia adalah 19% dan di Indonesia 33,6%. Di Indonesia tahun 2009 angka kejadian asfixia yaitu sebesar 34,19%. Penyebab asfiksia terjadi karena faktor janin dan faktor ibu. Faktor ibu diantaranya gangguan his, plasenta previa, solusio plasenta dan hypertensi pada eklampsi.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan perdarahan ante partum dengan kejadian asfixia pada bayi baru lahir di RSUD Ahmad Yani Metro Tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan rancangan case control. Populasi kasus pada penelitian ini semua bayi baru lahir yang mengalami asfiksia pada tahun 2011 yaitu sejumlah 176 bayi dan populasi kontrol adalah semua bayi baru lahir yang tidak mengalami asfiksia. Sampel kasus diambil sebanyak 150 bayi dan sampel kontrol diambil dengan perbandingan 1:1 sehingga jumlah sampel total berjumlah 300 orang. Alat ukur berupa lembar checklist yang dianalisa secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square.
Hasil pengolahan data bahwa proporsi ibu melahirkan yang mengalami perdarahan antepartu sebanyak 76 ibu bersalin (50,7%), proporsi kejadian asfixia pada bayi baru lahir 150 bayi baru lahir dan ada hubungan perdarahan antepartum dengan asfixia (p value: 0,000) dan OR: 7,081 di RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2011.
Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara perdarahan antepartum dengan asfixia di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2011, sehingga perlu meningkatkan upaya meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penanganan pada ibu dengan perdarahan antepartum penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia.
Kata Kunci : Perdarahan antepartum dan asfiksia
Daftar Bacaan : 31 (1998-2011)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Ada pertanyaan ataupun komentar ....!