Angka kematian bayi di Kabupaten Lampung Tengah dari tahun ke tahun mengalami peningkata, pada tahun 2009 adalah 6 per 1000 KH, rata-rata 80% kematian bayi di Lampung Tengah terjadi pada usia 0-28 hari. Penyebab kematian bayi terbesar adalah BBLR yaitu sejumlah 63 kasus (36,6%) dan penyebab kedua adalah asfiksi yaitu 39 kasus (22,67%). Semua (100%) kematian bayi pada BBLR terjadi pada masa neonatus. Proporsi kematian neonatal BBLR terjadi pada usia 0-7 hari sebanyak 48 kasus dan pada usia 8-28 hari sebanyak 15 kasus. Makin rendah usia gestasi BBLR dan makin kecil berat bayi yang dilahirkan, makin tinggi mortalitas dan morbiditasnya, dan sekitar 2/3 dari bayi BBLR adalah bayi prematur. Bayi prematur lebih mungkin mengalami Apgar skor < 7 dan kegagalan nafas setelah lahir, yang merupakan salah satu penyebab kematian bayi. Rumusan masalah penelitian ini adalah ”adakah hubungan antara usia gestasi dan Apgar skor dengan kematian neonatal pada bayi berat lahir rendah di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2009” ?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia gestasi dan Apgar skor dengan kematian neonatal pada BBLR di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kematian neonatal di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2009 sebanyak 136 kasus, besar sampel dihitung dengan rumus yaitu berjumlah 101. Sampel ditentukan dengan cara mengundi semua anggota populasi. Pengumpulan data menggunakan metode studi dokumentasi, data skunder dengan alat ukur menggunakan cheklist. Analisis data yang digunakan analisis univariat untuk menggambarkan distribusi variabel dan analisis bivariat dengan uji statistik chi-square.
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa 86, 28 % kematian neonatal pada BBLR terjadi pada neonatal BBLR yang lahir pada usia gestasi ≤ 37 minggu, kematian neonatal pada BBLR sebagian besar terjadi pada usia gestasi 24-30 minggu yaitu sebanyak 60,78%, kematian neonatal pada BBLR dengan Apgar skor < 7 berjumlah 94,12 %, dan sebagian besar terjadi pada neonatal BBLR dengan Apgar skor 4-6 yaitu 70,59%. Hasil uji statistik Chi-Square dari variabel usia gestasi diperoleh p-value 0,000 (p < 0,05) artinya ada hubungan antara usia gestasi dengan kematian neonatal BBLR, dan dari variabel Apgar skor diperoleh p-value 0,000 (p < 0,05) artinya ada hubungan antara Apgar skor dengan kematian neonatal BBLR.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia gestasi dan Apgar skor dengan kematian neonatal BBLR di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2009, sehingga diharapkan petugas kesehatan dan masyarakat mampu meningkatkan peransertanya dalam upaya menurunkan angka kematian bayi.
Kata Kunci : Kematian neonatal, BBLR, usia gestasi, Apgar skor.
Daftar Bacaan : 36 (1985 – 2010)
Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Ada pertanyaan ataupun komentar ....!