Angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI), dan angka harapan hidup merupakan indikator yang menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Saat ini AKI di Indonesia adalah 334 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB diperkirakan sebesar 50 per 1000 KH. Tidak semua kehamilan berakhir dengan persalinan yang berlangsung normal, 30,7 % persalinan disertai dengan komplikasi, dimana bila tidak ditangani dengan cepat dan baik dapat meningkatkan kematian ibu. Sebagai negara berkembang Indonesia mengalami masalah-masalah yaitu : sebagian besar ibu-ibu melahirkan dirumah, kurang dari 50 % kelahiran ditolong oleh petugas kesehatan yang terlatih, sejumlah substansial kematian ibu terjadi pada tingkat masyarakat, fasilitas kesehatan didaerah pedesaan terisolasi karena kurangnya infrastruktur dan komunikasi, serta keterbatasan jumlah dokter dan penyebaran yang tidak merata dari sumber-sumber kesehatan terutama di daerah pedesaan. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan AKI tersebut yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat dengan masyarakat. Kebijakan Departemen Kesehatan RI untuk mempercepat penurunan AKI adalah mengupayakan agar : 1) setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi oleh bidan, dan 2) pelayanan obstetri sedekat mungkin kepada semua ibu hamil.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai faktor –faktor yang berperan terhadap pemanfaatan tenaga bidan desa dalam pertolongan persalinan dilihat dari faktor pendidikan, faktor ekonomi, dan faktor jarak ketempat bidan. Subyek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bersalin pada bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Putih Doh Kecamatan Cukuh Balak tahun 2003. Besarnya sampel penelitian adalah 25 responden dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, yang digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, dan jarak ke tempat bidan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bersalin pada bidan desa yang terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan tamat SLTP sebesar 44 %, dengan tingkat ekonomi menengah antara Rp.325.000,- sampai dengan Rp.700.000,- perbulan sebanyak 60 %, dan dengan jarak tempuh ke tempat bidan kurang dari 5 km sebanyak 88 %. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan ibu, tingkat ekonomi, dan jarak ke tempat bidan sangat berperan terhadap pemanfaatan tenaga bidan desa dalam pertolongan persalinan.
Kata Kunci : Pemanfaatan Tenaga Bidan, Pertolongan Persalinan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Ada pertanyaan ataupun komentar ....!