Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di negara sedang berkembang, termasuk di Indonesia. World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup sebesar 15%-20% pertahun pada golongan usia bawah lima tahun (balita). Berdasarkan data Puskesmas Tejoagung Metro Timur terjadi peningkatan angka kejadian ISPA balita yaitu dari 259 balita pada tahun 2008 menjadi 351 balita pada tahun 2010 dan 112 balita pada bulan Febuari menjadi 121 balita pada bulan April. Dampak kejadian ISPA dapat menyebabkan kecacatan dan kematian pada balita. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya ISPA pada balita di Puskesmas XXX diantaranya adalah keberadaan anggota keluarga yang merokok dan status gizi balita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keberadaan anggota keluarga yang merokok dan status gizi balita dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas XXX.
Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berkunjung dan diperiksa di Puskesmas XXX selama penelitian berlangsung pada tanggal 30 Mei – 26 Juni 2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode accidental sampling dengan jumlah sampel 103 balita. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara studi dokumentasi, wawancara dan pengukuran. Analisa data menggunakan analisa univariat berdasar distribusi frekuensi dan persentase dan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 103 responden terdapat 68 responden (66%) yang menderita ISPA. Sebagian besar responden ditemukan keberadaan anggota keluarga yang merokok yaitu 64 responden (62%), dan responden dengan status gizi kurang sebanyak 42 responden (40,8%). Hasil analisis uji chi square, hubungan keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian ISPA pada balita diperoleh p value 0,024 (α< 0,05). Hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada balita diperoleh p value 0,000 (α< 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian ISPA pada balita dan ada hubungan antara status gizi balita dengan kejadian ISPA pada balita. Diharapkan bagi Puskesmas XXX dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat misalnya memberikan pendidikan kesehatan mengenai bahaya rokok bagi masyarakat. Bidan diharapkan untuk lebih meningkatkan perannya dalam memberikan KIE tentang gizi baik di Posyandu maupun pada saat kunjungan rumah, memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan agar dapat meningkatkan status gizi balita serta perlu kerjasama lintas sektor terkait dalam peningkatan status gizi keluarga terutama balita sebagai upaya menurunkan angka kejadian ISPA khususnya pada balita.
Kata Kunci : ISPA, keberadaan anggota keluarga yang merokok, status gizi balita
Daftar Bacaan : 52 (1992-2011)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Ada pertanyaan ataupun komentar ....!