Program KB bukan saja untuk mengatur kelahiran tetapi mempunyai konstribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Tingginya AKI disebabkan oleh terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak melahirkan, untuk mencegah empat terlalu tersebut, pemerintah menganjurkan kepada Pasangan Usia Subur (PUS) untuk menggunakan kontrasepsi. Kontrasepsi yang paling populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik jenis Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) karena memiliki angka kegagalan yang rendah (0,7%), dan tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. Kontrasepsi suntik juga mempunyai kelemahan salah satunya kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan yang terus menerus akan menyebabkan kegemukan atau obesitas yang dapat memicu timbulnya beberapa penyakit kronis diantaranya Diabetes Melitus, hipertensi, stroke dan serangan jantung. Kontrasepsi suntik DMPA dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan hipotalamus sehingga menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya dan berdampak pada kenaikan berat badan. Kontrasepsi yang banyak digunakan di Lampung adalah suntik (36,77%). Data dinas Lampung Tengah tahun 2007 jumlah akseptor kontrasepsi terbanyak adalah suntik (33,57%). Hasil studi pendahuluan di BPS Mahadalena Br Pelawi Seputih Banyak Lampung Tengah, dari 35 akseptor kontrasepsi suntik, 20 akseptor diantaranya mengalami kenaikan berat badan. Rumusan masalah dalam penelitian ini “Gambaran Kenaikan Berat Badan Akseptor Kontrasepsi Suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di BPS Mahdalena Br Pelawi Seputih Banyak Lampung Tengah”.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dan mengetahui rata-rata kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) berdasarkan lama pemakaian di BPS Mahdalena Br Pelawi SeputIh Banyak Lampung Tengah Tahun 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang datang ke BPS Mahdalena Br Pelawi SeputIh Banyak Lampung Tengah pada tanggal 4-11 Juni 2009 yang berjumlah 50 orang. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu semua akseptor kontrasepsi suntik yang datang yang berjumlah 50 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan berat badan akseptor. Analisis data dilakukan secara univariat.
Hasil penelitian univariat menunjukkan jumlah akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang mengalami kenaikan berat badan adalah 30 orang (60%) dan rata-rata kenaikan berat badan yang dialami oleh akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) > 1 tahun sebesar 4,79 Kg (58,99%) dan akseptor < 1 tahun sebesar 3,33 Kg (41,01%). Dapat disimpulkan dari 50 akseptor kontrasepsi suntik DMPA, 30 akseptor mengalami kenaikan berat badan, akseptor kontrasepsi suntik DMPA > 1 tahun mengalami kenaikan berat badan 4,79 kg dan akseptor kontrasepsi suntik DMPA < 1 tahun mengalami kenaikan berat badan 3,33 Kg. Disarankan kepada bidan lebih meningkatkan konseling terhadap akseptor kontrasepsi suntik agar memperhatikan kenaikan berat badannya dengan mengurangi porsi makan, melakukan olahraga secara teratur 3 kali dalam seminggu dan jika berat badan terus bertambah maka anjurkan akseptor untuk mengganti dengan alat kontrasepsi lain yang tidak mengandung hormon seperti IUD.
Kata kunci : Akseptor, DMPA, kenaikan berat badan
Daftar bacaan : 28 (1982 – 2009)
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dan mengetahui rata-rata kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) berdasarkan lama pemakaian di BPS Mahdalena Br Pelawi SeputIh Banyak Lampung Tengah Tahun 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang datang ke BPS Mahdalena Br Pelawi SeputIh Banyak Lampung Tengah pada tanggal 4-11 Juni 2009 yang berjumlah 50 orang. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu semua akseptor kontrasepsi suntik yang datang yang berjumlah 50 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan berat badan akseptor. Analisis data dilakukan secara univariat.
Hasil penelitian univariat menunjukkan jumlah akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang mengalami kenaikan berat badan adalah 30 orang (60%) dan rata-rata kenaikan berat badan yang dialami oleh akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) > 1 tahun sebesar 4,79 Kg (58,99%) dan akseptor < 1 tahun sebesar 3,33 Kg (41,01%). Dapat disimpulkan dari 50 akseptor kontrasepsi suntik DMPA, 30 akseptor mengalami kenaikan berat badan, akseptor kontrasepsi suntik DMPA > 1 tahun mengalami kenaikan berat badan 4,79 kg dan akseptor kontrasepsi suntik DMPA < 1 tahun mengalami kenaikan berat badan 3,33 Kg. Disarankan kepada bidan lebih meningkatkan konseling terhadap akseptor kontrasepsi suntik agar memperhatikan kenaikan berat badannya dengan mengurangi porsi makan, melakukan olahraga secara teratur 3 kali dalam seminggu dan jika berat badan terus bertambah maka anjurkan akseptor untuk mengganti dengan alat kontrasepsi lain yang tidak mengandung hormon seperti IUD.
Kata kunci : Akseptor, DMPA, kenaikan berat badan
Daftar bacaan : 28 (1982 – 2009)
Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA